Bantuan Dana COVID-19 untuk Negara-negara miskin
19 Juni 2020Jerman akan memberikan bantuan dana untuk negara-negara miskin yang tengah berjuang untuk pulih dari hantaman pandemi virus corona. Dana sekitar € 3 miliar atau sekitar Rp 48 triliun dialokasikan untuk masing-masing negara. Hal ini diputuskan pada Rabu (17/06).
“Kami membantu untuk memerangi kondisi ekonomi yang melemah di negara-negara berkembang dan kelaparan,” terang Menteri Pembangunan Gerd Müller dari Partai Persatuan Sosial Kristen (CSU) kepada surat kabar Augsburger Allgemeine. “Jerman memenuhi tanggung jawabnya di dunia.”
Secara umum, anggota Bundestag mendukung keputusan ini, tetapi sebagian besar mengupayakan jumlah bantuan yang lebih besar. Mereka bisa mengajukan usulan pergantian keputusan kepada pemerintah dalam sidang parlemen yang diselenggarakan hari ini, Jumat (19/06).
Lima proposal telah dibuat, satu dari koalisi Partai CSU, yakni Partai Kristen Demokrat (CDU) bersama Partai Sosial Demokrat (SPD), dan empat lainnya berasal dari kubu oposisi: partai hijau, partai haluan kiri, Partai FDP (partai haluan liberal demokrat), dan Partai Alternatif untuk Jerman (AfD).
“Sementara, di Eropa kami bisa memberikan bantuan keuangan signifikan untuk meningkatkan ekonomi lokal, namun untuk negara-negara berkembang belum tentu mungkin,” ujar anggota parlemen dari CDU Georg Kippels kepada DW.
“Kehidupan orang-orang sangat berisiko di sana,” katanya, “dan ini adalah tantangan besar.” Kippels mengatakan jutaan orang kehilangan pekerjaan karena kebijakan lockdown dan banyak petani yang dilarang bekerja di ladang pertanian mereka.
PBB memprediksi sebanyak 30 juta orang di Afrika akan mengalami kemiskinan akibat dari pandemi virus corona. Pada April lalu, Kementerian Pembangunan Jerman merealokasi dana untuk program bantuan keuangan ini.
Koalisi CDU/CSU dan SPD mengusulkan agar pemerintah segera memberikan bantuan untuk melawan ancaman kelaparan di negara-negara berkembang. Mereka mengusulkan suntikan dana bantuan daruat di atas pendanaan jangka panjang untuk membantu membiayai meningkatkan fasilitas sistem kesehatan nasional contohnya.
Panggilan politik
Usulan serupa datang dari kubu oposisi partai haluan kiri. “Pada akhirnya pandemi harus jadi seruan politik untuk meningkatkan pengeluaran Jerman untuk kesehatan global hingga 0,1 persen dari pendapatan produk domestik bruto (GDP),” ujar anggota parlemen partai haluan kiri Helen Evrim kepada DW.
Partai haluan kiri mengusulkan untuk mengucurkan bantuan € 4 miliar atau sekitar Rp 64 triliun untuk memerangi dampak pandemi dan menegaskan dana tersebut harus berasal dari anggaran yang ada. “Tidak ada yang akan tertolong jika ada lebih banyak kematian akibat malaria daripada virus corona,” kata Sommer. “Pandemi adalah peristiwa luar biasa, yang harus diatasi dengan langkah-langkah tambahan.”
Partai FDP mengusulkan tambahan € 3 miliar atau sekitar Rp 48 triliun lagi untuk membantu negara-negara berkembang melewati krisis ini. Politisi FDP Olaf in der Beek menyesalkan keputusan pemerintah yang hanya memberikan bantuan dana € 1,5 miliar per tahun atau sekitar Rp 24 triliun per tahun.
“Kami tidak ingin dana untuk perlindungan anak dan perempuan, untuk pendidikan dasar seperti membaca, menulis, dan menghitung, untuk meningkatkan kondisi ekonomi, untuk membuka lapangan pekerjaan atau memerangi perubahan iklim dan pengembangan teknologi energi dipangkas.”
Partai hijau mengusulkan tambahan € 2 miliar atau sekitar Rp 32 triliun.
“Krisis virus corona adalah tantangan global yang menimbulkan ancaman terhadap hak asasi manusia dan pembangunan yang adil dan berkelanjutan dan dibutuhkan sebuah solusi global,” bunyi keterangan partai tersebut.
“Tidak ada negara yang dapat mengatasi krisis kesehatan , sosial, dan ekonomi dan konsekuensinya sendiri. Kerjasama dan dialog internasional dibutuhkan lebih dari sebelumya.
Partai hijau juga mengusulkan agar pemerintah Jerman dan Uni Eropa bekerja sama meningkatkan bantuan kemanusiaan. Kementerian Pembangunan Jerman juga telah mengajak Uni Eropa untuk melakukan ini.
Partai AfD jadi satu-satunya partai yang menolak keputusan ini. AfD ingin semua proposal kerja sama bantuan Jerman dan Uni Eropa dengan negara-negara Afrika yang belum mengikat untuk dibekukan.
AfD menilai pemerintah Jerman seharusnya fokus terhadap kerja sama ekonomi di Eropa hingga nantinya dapat mengatasi krisis yang diakibatkan pandemi itu sendiri. Beberapa waku lalu AfD mengusulkan realokasi anggaran pembangunan untuk memerangi Covid-19 di Jerman. (rap/pkp)