Jerman Kritik Mesir Tapi Ajak Tingkatkan Bisnis
4 Juni 2015Kanselir Jerman Angela Merkel dalam konferensi pers bersama presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Berlin, Rabu (03/06) kembali menegaskan pentingnya posisi Mesir dalam proses perdamaian Timur Tengah dan dalam perang melawan Islamic State. Merkel juga menegaskan dukungan Jerman terhadap Mesir. Terutama agar negara itu kembali stabil dan ekonominya tumbuh.
Tapi kanselir Jerman juga mengritik hukuman mati yang dijatuhkan terhadap lawan politik Al Sisi terutama dari kalangan Ikhwanul Muslim. Presiden Mesir menepis kritik dari Jerman itu. Al Sisi mengatakan, Mesir adalah negara berdasar konstitusi yang menjunjung hukum. Ia balik menuntut Jerman dan Eropa untuk menghormati sistem hukum di Mesir.
Jerman walau mengritik Mesir terkait pelanggaran hak asasi manusia, tapi tetap mengajak negara itu berbisnis. Kunjungan Al Sisi ke Jerman memang disertai delegasi ekonomi dan bisnis dari negaranya. Tekanan utama kunjungan, selain pengakuan politik dari Jerman juga terutama jalinan kerjasama perdanganan.
Demonstran vs Order Bisnis
Kunjungan resmi presiden Mesir ke Jerman disambut ratusan demonstran yang pro dan kontra politiknya. Polisi di Berlin berusaha memisahkan sekitar 100 pendukung Al Sisi dan jumlah pemrotes yang hampir sama dari kubu anti presiden Mesir itu. Saat konferensi pers, seorang demonstran anti Al Sisi yang berhasil menerobos masuk berteriak kepada Al Sisi "Kamu pembunuh". Polisi kemudian mengamankan demonstran.
Kunjungan ke Jerman ini, bagi presiden Al Sisi menjadi simbol kemenangan propaganda politiknya di Eropa. Sementara bagi pemain bisnis di Jerman juga berarti sukses meraup uang dari order bisnis dengan Mesir. Siemens misalnya, berhasil memenangkan order senilai 8 milyar Euro untuk membangun tiga pembangkit listrik gas dan 12 taman energi angin. Direktur Siemens, Joe Kaeser telah menandatangani kontraknya dengan presiden Al Sisi.
Sementara itu sebagian kalangan politik di Jerman, mengritik Merkel terkait kunjungan presiden Al Sisi ke Jerman. Mereka menuduh kanselir Jerman itu melontarkan isyarat yang salah, karena menerima resmi pelaku pelanggaran hak asasi. Bahkan presiden parlemen Jerman, Norbert Lammert tetap menolak melakukan pertemuan dengan Al Sisi yang mengakhiri kunjungannya di Jerman Kamis (04/06) dan melanjutkan lawatannya ke Republik Ceko.
as/vlz (rtr,dpa,afp)