Jerman Kecam Penangkapan Aktivis HAM di Turki
19 Juli 2017Enam orang, termasuk konsultan hak asasi warga Jerman, Peter Steudtner dan Direktur Amnesty International untuk Turki, Idil Eser, dimasukkan dalam tahanan sambil menunggu persidangan. Mereka ditangkap atas tuduhan membantu sebuah kelompok teror, tanpa rincian lebih lanjut. Penahanan pra-sidang di Turki bisa berlangsung hingga lima tahun.
"Enam orang dimasukkan ke dalam tahanan dan empat orang dibebaskan" oleh pengadilan Turki hari Selasa (18/7), kata periset Amnesty International Andrew Gardner. Peter Steudtner dilaporkan akan mendapat bantuan dari Konsulat Jerman saat berada dalam tahanan.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengecam penahanan Steudtner dan mengatakan bahwa hal itu "sungguh tidak dapat dibenarkan."
"Kami menyatakan solidaritas kami dengan dia dan aktivis lainnya yang ditangkap. Pemerintah Jerman akan melakukan semua yang bisa dilakukannya, pada semua tingkat, untuk membebaskannya," kata Merkel.
Kementerian luar negeri Jerman mengeluarkan pernyataan terpisah yang menyerukan pelepasan keenam aktivis tersebut secepatnya. "Menghubungkan seorang aktivis dan juru bicara hak asasi manusia dan demokrasi seperti Peter Steudtner dengan kelompok teroris tidak masuk akal," demikian disebutkan dalam pernyataan tersebut.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan bahwa "penuntutan seperti ini, dengan sedikit bukti atau transparansi, merongrong aturan hukum Turki dan kewajiban negara untuk menghormati hak individu."
Amerika Serikat menyatakan bahwa pihaknya "sangat prihatin" dengan gelombang penahanan di Turki. Uni Eropa membekukan perundingan keanggotaan Turki karena gelombang pembersihan oposisi terus berlanjut.
Peter Steudtner adalah pelatih hak asasi manusia yang telah bekerja di seluruh Afrika untuk organisasi seperti Bread for the World. Ketika sedang menyelenggarakan lokakarya pengelolaan keamanan tanpa kekerasan dan informasi digital, dia ditangkap 5 Juli lalu. Aparat keamanan langsung memasuki hotel di mana acara itu berlangsung di sebuah pulau di selatan Istanbul. Juga Idil Eser, Direktur Amnesty International di Turki, ditangkap dan dimasukkan ke dalam tahanan pra-peradilan.
Dalam sebuah siaran pers, Amnesty Internasional mengecam penahanan itu sebagai "pukulan telak bagi hak-hak asasi di Turki." Tindakan ini juga menggambarkan bahwa tuduhan teror "tidak masuk akal."
Amnesti juga mengimbau politisi internasional agar tidak membungkam diri: "Para pemimpin di seluruh dunia harus berhenti tutup mulut dan bertindak seolah-olah mereka bisa melanjutkan bisnis seperti biasanya." Demikian pernyataan Amnesty Internasional.
hp/ml (dpa, afp, rtr)