1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanAsia

Jepang akan Bagikan 6 Juta Dosis Vaksin ke Taiwan

25 Juni 2021

Selain Taiwan, Jepang juga akan menyumbang vaksin ke Vietnam, Indonesia, Malaysia dan negara lain. Ada pesan yang lebih luas di balik sumbangan Jepang kepada negara-negara di kawasan Asia.

https://p.dw.com/p/3vX6S
Petugas medis di Taiwan persiapkan vaksin AstraZeneca
Petugas medis di Taiwan mempersiapkan vaksin AstraZenecaFoto: Ceng Shou Yi/NurPhoto/picture alliance

Jepang akan mengirim 2 juta dosis tambahan vaksin COVID-19 AstraZeneca ke Taiwan dan Vietnam. Selain itu, Jepang juga tengah mengatur pengiriman masing-masing 1 juta dosis ke Thailand, Malaysia, Indonesia dan Filipina.

Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi, mengumumkan langkah tersebut pada hari Jumat (25/06) dalam konferensi pers di Tokyo, demikian laporan media Central News Agency yang dikelola pemerintah Taiwan.

Kampanye vaksinasi di Taiwan dimulai pada 22 Maret tetapi berjalan lambat karena kurangnya dosis dan karena pada saat itu, Taiwan berhasil menahan laju sebaran virus dan memiliki sedikit kasus infeksi.

Hingga kini, Taiwan setidaknya telah memberikan dosis pertama kepada 7,4 persen dari populasinya yang berjumlah 23,6 juta orang, kata kepala Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) Chen Shih-chung, Kamis (24/06). Sejak pandemi dimulai, Taiwan telah mengonfirmasi total 14.389 infeksi. Hingga Kamis, jumlah korban tewas mencapai 605 orang.

Pada awal bulan ini, Jepang juga diketahui telah menyumbangkan 1,24 juta dosis ke Taiwan dan 1 juta dosis ke Vietnam dan berencana untuk berbagi masing-masing 1 juta dosis tambahan dengan kedua negara itu.

Kenapa Jepang sumbangkan vaksin?

Menlu Jepang, Toshimitsu Motegi, mengatakan bahwa Jepang akan mulai memasok total 11 juta dosis ke negara-negara tetangganya termasuk Asia Tenggara, Asia Barat Daya, dan pulau-pulau Pasifik melalui COVAX mulai pertengahan Juli.

Negara-negara kaya memang didorong untuk memberikan lebih banyak dosis vaksin dalam skema pembagian vaksin global COVAX untuk menutupi kekurangan dosis sebanyak 200 juta. Virus corona jenis baru telah berkembang di sejumlah negara miskin dan berpenduduk padat. Beberapa negara termiskin bahkan hanya bisa memvaksinasi kurang dari 1% populasi mereka, menurut perkiraan dari Gavi, aliansi vaksin global yang menjalankan COVAX dengan Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. 

Namun sumbangan ini juga diharapkan dapat membantu Jepang meningkatkan pengaruh diplomatiknya di Asia. Jepang telah menjanjikan dana sebesar 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan 30 juta dosis untuk fasilitas COVAX. Negara itu mengatakan akan mengirimkan bantuan dosis vaksin secara langsung pada bulan ini ke negara tetangga di Asia dan dilakukan di luar skema COVAX untuk mempercepat pengiriman.

AS ingin redam pengaruh Cina di Asia Pasifik

Seorang pejabat di Taipei yang mengetahui tentang sumbangan vaksin dari Jepang ini mengatakan kepada media bahwa tawaran pemerintah Jepang utamanya berfokus pada kebutuhan medis yang mendesak di Taiwan. Namun ia mengatakan ada pesan yang lebih luas di balik sumbangan ini.

Sumbangan itu sebenarnya merupakan langkah penting untuk menggemakan kampanye AS di kawasan Indo-Pasifik untuk melawan pengaruh geopolitik Cina di kawasan ini. Demikian ujar pejabat Taiwan yang meminta namanya untuk tidak disebut.

Sementara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada pekan lalu mengatakan bahwa Taiwan akan bekerja sama dengan negara-negara demokrasi yang berpikiran sama dalam berbagai isu mulai dari virus corona hingga perdamaian di kawasan itu.

Taiwan menuduh Cina memblokir aksesnya ke bantuan vaksin dari negara lain. Namun Beijing telah membantah tuduhan ini. Pulau yang diklaim Cina sebagai wilayahnya sendiri itu diketahui telah menerima 2,5 juta dosis vaksin dari Amerika Serikat bulan ini, dan akan menerima 20.000 dosis dari Lithuania. Taiwan mulai mempercepat kampanye vaksinnya pada awal Juni setelah kasus penularan lokal mulai melonjak pada Mei lalu.

ae/hp (Reuters, dpa)