Israel Cabut Larangan Visa buat Turis Indonesia
27 Juni 2018Kementerian Luar Negeri Israel akhirnya mencabut larangan visa bagi wisatawan asal Indonesia menyusul eskalasi konflik diplomasi antara kedua negara. Seperti diwartakan The Times of Israel, kebijakan tersebut diambil setelah Indonesia juga sepakat mencabut moratorium visa bagi penduduk Israel.
Ketegangan diplomasi antara kedua negara memuncak di tengah pembantaian terhadap 110 warga Palestina di perbatasan Gaza. Indonesia dikabarkan secara simbolik menolak permohonan visa 55 warga Israel dan menerapkan moratorium visa.
Israel lalu mengambil tindakan balasan berupa larangan masuk bagi turis Indonesia ke wilayahnya, termasuk Yerusalem. Hal ini sempat memicu protes dari pengusaha pariwisata lokal yang mengendus kerugian.
Tahun lalu sebanyak 36.000 wisatawan Indonesia menyambangi Yerusalem. Angka kunjungan turis Indonesia yang mengalami lonjakan sebesar 60% dari tahun sebelumnya itu tercatat setara dengan jumlah wisatawan asal Belgia dan Skandinavia.
Meski tidak memiliki hubungan diplomatik, Indonesia dan Israel tetap menjalin kontak lewat mediator asing seperti Singapura. The Jerusalem Post melaporkan, Israel mengekspor barang senilai US$ 121 juta ke Indonesia. Sebaliknya Indonesia menjual komoditas senilai US$ 43 juta ke Israel.
Sejak 2016 Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memulai misi diplomasi menormalisasi hubungan dengan Indonesia. Saat itu ia sempat mengundang perwakilan media dari tanah air. "Saya harap akan ada perubahan di Indonesia," ucapnya kala itu.
Misi Damai Netanyahu?
Dia juga menyempatkan diri bertemu Katib Aam Nahdlatul Ulama, Yahya Cholil Staquf, di sela-sela lawatannya di Israel pekan lalu. Saat itu, Staquf bercerita, Netanyahu kembali mengungkapkan niatnya menormalisasi hubungan dengan Indonesia.
"Saya katakan urusan Indonesia dan Israel tidak bisa dilepaskan dari masalah Palestina," kisahnya kepada DW. Staquf menyuarakan dialog damai antara umat beragama buat mendamaikan Israel dan Palestina.
Upayanya itu selaras dengan kebijakan Indonesia yang baru memenangkan kursi anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB dan berkomitmen akan menggunakan masa kerja hingga 2019 untuk membantu Palestina.
rzn/ap (thetimesofisrael, thejerusalempost, haaretz)