Iran Peringatkan Arab Saudi
17 Januari 2012Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi dalam pernyataan yang dikutip oleh media resmi pemerintah mengatakan “Kami menyerukan para pejabat Arab Saudi untuk menimbang dan melakukan refleksi lebih lanjut“ atas rencana mengisi kekosongan pasokan akibat embargo minyal asal Iran.
Ia menyerang komentar Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi yang mengatakan bahwa Saudi bisa menaikkan produksi minyak sekitar 2,6 juta barrel per hari, sesuai dengan jumlah ekspor minyak Iran. Selain itu, pejabat Arab Saudi itu juga mengatakan bahwa dunia tidak akan mengijinkan Iran untuk memblokade selat Hormuz.
“Sinyal itu bukan sebuah tanda persahabatan“ kata Salehi. Iran berharap semua negara-negara Teluk, khususnya Arab Saudi untuk tidak membuat pernyataan gegabah. Ia juga menegaskan bahwa “Keamanan Teluk Persia adalah keamanan bersama dan Iran dalam hal ini adalah pemain utama“.
Iran telah mengatakan kepada Arab Saudi dan negara-negara Arab produsen minyak lainnya bahwa jika mereka berniat mengisi kekosongan pasokan akibat embargo minyak Iran oleh Amerika dan Uni Eropa, maka langkah itu akan dianggap sebagai sesuatu yang tidak bersahabat.
Perwakilan Iran di organisasi negara-negara pengekspor minyak OPEC, Mohammad Ali Khatibi, hari Minggu (15/1) mengatakan bahwa negara-negara itu harus bertanggungjawab atas apa yang terjadi, jika mereka memasok minyak pengganti ke Amerika dan Uni Eropa, sambil menambahkan bahwa tak seorangpun bisa memperkirakan apa konsekuensinya (jika langkah itu berani diambil-red).
Pemimpin politik dan militer Iran berulangkali mengatakan bahwa jika negara mereka tidak bisa mengekspor minyak, maka mereka akan menghentikan para produsen minyak lainnya di Timur Tengah menggunakan selat Hormuz, untuk mengirimkan minyak mereka ke luar negeri. Selama ini, selat Hormuz menjadi jalur perdagangan minyak dunia yang paling penting.
Akhir bulan ini, Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi embargo minyak atas Iran. Sebelumnya Amerika juga telah menjatuhkan sanksi kepada Teheran. Sanksi dijatuhkan terkait dugaan bahwa Iran kini sedang mengembangkan senjata nuklir. Akhir tahun lalu, lembaga pengawas atom internasional IAEA melaporkan bahwa ada tanda bahwa Teheran sedang mengembagkan senjata atom.
(afp/ ab/ hp)