IOC Hukum India akibat Campur Tangan Politik dalam Olahlaga
5 Desember 2012Sejak lama Komite Olimpiade Nasional India IOA dianggap sebagai duri dalam daging oleh Komite Olimpiade Internasional IOC. Tampaknya kini kesabaran IOC telah habis: Setelah sidang pada hari Rabu (05/12/12) di Lausanne, Swiss, Dewan Eksekutif IOC mengumumkan bahwa IOA dikeluarkan dengan segera. Alasannya: campur tangan besar politik dalam aktivitas IOA. Lebih tepatnya, IOA menolak untuk melakukan pemilihan kepemimpinan, Rabu (05/12/12), sesuai dengan Piagam Olimpiade. Piagam Olimpiade yang terdiri dari lima bab dan 61 pasal merupakan aturan IOC yang harus ditaati oleh seluruh anggota. Dalam piagam ini antara lain tercantum fungsi IOC, harapan dari penyelenggaraan Olimpiade dan juga siapa saja yang dapat menjadi anggota IOC, atau kapan satu anggota dapat dikeluarkan.
Kandidat Bermasalah
Dalam Bab 2, pasal 3.8 disebutkan: “Satu anggota IOC dapat dikeluarkan, jika anggota tersebut melanggar sumpah atau jika anggota lalai atau dengan sengaja membahayakan kepentingan IOC atau menunjukkan perilaku yang tidak layak menurut IOC.” Selanjutnya: “Satu anggota yang dikeluarkan oleh IOC tidak dapat menjadi anggota Komite Olimpiade Nasional NOC, asosiasi NOC atau Komite Olimpiade.”
Dan inilah masalahnya: karena satu-satunya kandidat untuk jabatan sekretaris jenderal IOA adalah Lalit Bhanot. Memang ia tidak dikeluarkan secara resmi oleh IOA. Namun karena tuduhan korupsi terkait dengan Commonwealth Games 2010 di New Delhi, Lalit Bhanot harus mendekam selama 11 bulan di penjara. Saat ini, Lalit Bhanot telah bebas kembali. Dan meskipun pelanggaran hukum yang telah dilakukannya, Komite Olimpiade Nasional India IOA tetap mencalonkannya sebagai kandidat. Satu pengadilan di Delhi bahkan memerintahkan, IOA harus menggelar pemilihan sesuai dengan undang-undang pemerintahan India.
“Keputusan pengeluaran ini benar-benar memukul kami,” dikatakan presiden terpilih IOA Abhay Singh Chautala. ”Tapi keputusan tersebut salah dan hanya sepihak.“ IOC telah mendapatkan penjelasan mengenai situasi dan rincian pemilihan. Pejabat presiden IOA telah menulis surat kepada IOC, namun tidak mendapatkan jawaban, dikatakan Abhay Singh Chautala.
Suspensi IOC ini berdampak besar bagi olahraga India. Mulai sekarang, dari IOC India tidak menerima subsidi lagi untuk pengembangan olahraga. Selain itu, pejabat olahraga India tidak dapat lagi menghadiri pertemuan IOC. Para atlet India tidak diperbolehkan tampil dengan membawa bendera India di ajang internasional. Suspensi IOC ini mungkin bisa ditarik jika IOA tidak bersikeras mencalonkan Lalit Bhanot atau jika Lalit Bhanot secara sukarela mengundurkan diri sebagai kandidat sekjen IOA.
Lepas dari Hukuman IOC
IOC telah sering memberikan suspensi kepada anggota karena campur tangan politik dalam olahraga. Terakhir, pada awal tahun 2012, Komite Olimpiade Nasional Kuwait dicekal IOC. Baru sesaat sebelum Olimpiade London 2012 dimulai, IOC mencabut kembali hukuman bagi Kuwait.
Kasus Lalit Bhanot bukanlah kasus pertama di India yang menyebabkan ketidaksenangan IOC. Suresh Kalmadi, yang sekian tahun menjabat presiden IOA, ditahan pada bulan April 2011 dengan tuduhan penipuan dan mendekam selama 9 bulan di penjara. Setelah masa hukumannya berakhir, Suresh Kalmadi menginginkan untuk kembali dipilih. Namun usaha Kalmadi untuk kembali baru dapat dihentikan setelah dilakukannya serangkaian pembicaraan dan pertimbangan kemungkinan konsekuensi yang harus dihadapi IOA.
Namun, IOC dianggap tidak selalu konsekuen dalam memberantas pejabat olahraga yang korup. Misalnya, penyelidikan terhadap anggota IOC asal Brasil dan mantan presiden FIFA, Joao Havelange, dihentikan setelah ia mengundurkan diri. Havelange dituduh terlibat skandal suap sehubungan dengan hak pemasaran olahraga, menerima uang suap sekitar 1,2 juta Euro. Presiden IOC Jacques Rogge menyebutnya sebagai “spekulasi murni“ bahwa terdapat kaitan antara pengunduran diri Havelange dan pengentian penyelidkan terhadapnya.
Dalam skandal suap yang melibatkan Havalange ini, dua pejabat olahraga Afrika juga hanya mendapatkan hukuman ringan: Ketua Konfederasi Sepak Bola Afrika Issa Hayatou hanya mendapat teguran dan Presiden Aosisasi Internasional Federasi Atletiik Lamine Diack hanya mendapatkan peringatan. Dan keduanya tetap merupakan anggota IOC.