Indonesia Mitra Pameran ITB 2013
6 Maret 2013
Indonesia bersolek: eksotik, cantik, dan ramah. Para tamu terpikat saat Indonesia yang menjadi mitra khusus, membuka pameran turisme ITB di Berlin. Pertunjukan spektakuler dan makanan lezat membuat para tamu lupa sejenak dengan wajah Indonesia yang mereka kenal dari pemberitaan: kekerasan sektarian dan kerusakan lingkungan.
Internationale Tourismus-Börse Berlin atau ITB adalah pameran turisme terbesar dunia. Pameran tahun ini digelar di bawah bayang-bayang krisis yang menghantui Eropa. Namun demikian, industri ini terbukti terus bertahan di masa sulit. World Travel and Tourism Council memperkirakan industri turisme dunia tahun ini akan memberikan kontribunsi senilai 6,5 trilyun dollar bagi ekonomi global dan menghasilkan 260 juta lapangan kerja, atau artinya itu adalah 1 dari 12 pekerjaan di planet ini.
Organisasi pariwisata dunia juga mencatat bahwa turis dari Jerman merupakan turis dengan pengeluaran terbanyak. Tahun ini, Indonesia mendapat kehormatan ditunjuk menjadi mitra khusus. Indonesia di mata banyak turis barat adalah sebuah entitas seksi: negara muslim moderat dengan pertumbuhan ekonomi menakjubkan, dengan keanekaragaman tanaman dan hewan paling kaya dunia setelah Brazil dan Kongo.
Sebuah negeri yang terdiri dari lebih 17 ribu pulau dengan alam cantik dan masyarakat yang gampang tersenyum.
Appetizer di Masa Sulit
"Jika anda ingin lebih banyak melihat matahari dan orang tersenyum, datanglah ke Indonesia," kata Menteri Pariwisata Indonesia, Mari Elka Pangestu dalam konferensi pers pembukaan ITB.
Orang Indonesia, kata Mari Pangestu adalah orang yang ramah. Dan apa yang anda saksikan dalam malam pembukaan ITB adalah appetizer, sebelum anda datang ke negeri kami.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Kanselir Jerman Angela Merkel, secara resmi membuka malam resepsi pembukaan ITB 2013.
"Datanglah ke Indonesia, kami punya taman Jurassic Park yang berisi komodo, satu-satunya makhluk purba yang masih hidup di muka bumi," promosi Presiden Yudhoyono dalam pidato pembukaan.
"Indonesia bukan negara Islam, masyarakat kami terdiri dari berbagai pemeluk agama yang hidup berdampingan dengan damai."
Indonesia, kata Presiden Yudhoyono adalah masyarakat yang ramah dan toleran.
Acara pembukaan memang sebuah appetizer yang menggoda bagi 5 ribu tamu undangan yang memenuhi gedung ICC. Indonesia tampil dengan wajah yang betul-betul berwarna: eksotik, misterius dan menawan lewat suguhan tari dan musik dari Aceh hingga Maluku. Secara keseluruhan acara malam itu sukses. Di ujung acara seluruh penampil menyanyikan lagu ciptaan Presiden Yudhoyono.
Sate lilit Bali, nasi goreng hingga bubur ketan hitam nyaris ludes masuk ke perut para tamu yang menikmati kuliner ala Indonesia di acara penutupan. Lucu juga melihat para tamu makan sate bali dengan bubur ketan hitam atau membawa pulang kerupuk.