1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikBangladesh

Kenapa India Waspadai Rekonsiliasi Bangladesh dan Pakistan?

1 Januari 2025

Pemulihan hubungan maritim dan militer antara Bangladesh dan Pakistan dinilai akan merombak dinamika keamanan di Asia Selatan, dengan implikasi besar bagi kepentingan strategis India dan stabilitas regional.

https://p.dw.com/p/4ojIQ
Shehbaz Sharif dan Muhammad Yunus (kanan)
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif (ki.) dan Muhammad Yunus di Mesir, Desember 2024.Foto: Pakistan's Press Information Department (PID)/AFP via Getty Images

Bangladesh dan Pakistan perlahan mendekat, sejak pengangkatan Muhammad Yunus sebagai pemimpin sementara pada bulan Agustus, menyusul tergulingnya pemerintahan Sheikh Hasina oleh protes mahasiswa. .

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan Yunus sepakat untuk memperdalam kerja sama bilateral di semua bidang yang menjadi kepentingan bersama, setelah kedua pemimpin bertemu di sela-sela konferensi di Kairo pada bulan Desember.

Pembukaan kembali sambungan laut antara kedua negara ikut menandai tonggak sejarah. Kedua negara bermusuhan sejak Bangladesh memerdekakan diri dari Pakistan pada tahun 1971.

Pemerintah sementara Bangladesh juga menghapus pembatasan sebelumnya yang mewajibkan pemeriksaan fisik kargo dari Pakistan. Sebagai gantinya, Pakistan akan mulai melatih Angkatan Darat Bangladesh pada bulan Februari 2025, memperkuat hubungan militer antara kedua negara. Bangladesh juga akan bergabung dengan Pakistan dalam latihan angkatan laut gabungan "Aman 2025" di pelabuhan Karachi.

Kedekatan antara Pakistan dan Bangladesh diyakini berpotensi mengubah dinamika kekuatan di Asia Selatan, dan menjadi sumber kekhawatiran bagi India, yang dengan bobot ekonomi dan militernya mampu mendikte negeri jiran di perbatasan timur.

Imbas strategis bagi India

Hubungan Dhaka dengan New Delhi telah renggang sejak penggulingan Hasina, yang mendapat dukungan dan kini mendapat suaka dari India.

Pakar kebijakan luar negeri dan diplomat menyoroti bahwa India harus menavigasi lingkungan geopolitik yang kompleks, yang ditandai oleh ketidakstabilan dan ancaman keamanan di negara bagian timur lautnya.

Selain memantau dengan saksama perkembangan ini, India juga meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasannya dengan Bangladesh.

"Tidak diragukan lagi bahwa hubungan antara Bangladesh dan Pakistan telah membaik secara keseluruhan. Pergeseran ini memiliki implikasi keamanan bagi negara bagian timur laut India," kata Shanthie Mariet D'Souza, pendiri Mantraya Institute of Strategic Studies, kepada DW.

New Delhi telah lama khawatir tentang perdagangan manusia, infiltrasi, dan pemberontakan militan di sepanjang perbatasan, terutama karena Bangladesh berbatasan dengan negara bagian India Benggala Barat, Assam, Meghalaya, Tripura, dan Mizoram, yang rentan terhadap wabah kekerasan.

"Pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan adalah, apakah penguatan hubungan ini hanya merupakan reaksi terhadap tekanan taktis India, atau apakah itu merupakan bagian dari rencana yang lebih besar untuk mengganggu stabilitas India. Jika kita berasumsi yang terakhir itu benar, apakah rezim saat ini di Dhaka sanggup menjalankan kebijakan seperti itu? Jawabannya adalah tidak," kata D'Souza.

Pakistan perbesar pengaruh di Bangladesh

Menurut D'Souza, masih belum jelas apakah kebijakan Yunus akan selaras dengan perangkat birokrasi Bangladesh, yang melihat pemerintahan transisi bersifat sementara.

"New Delhi perlu memantau langsung di lapangan untuk menyusun kebijakan guna menghadapi dinamika internal dan eksternal yang berubah cepat di kawasan tersebut," tambahnya.

Ajay Bisaria, mantan komisaris tinggi India untuk Pakistan, mengatakan kepada DW bahwa hubungan jangka panjang India dengan negara-negara tetangganya, khususnya Bangladesh, berfokus pada upaya untuk meningkatkan kemakmuran sebagai imbalan atas upaya mengatasi masalah keamanan India.

"Pemahaman ini ditentang oleh rezim baru di Dhaka," kata Bisara, yang menambahkan bahwa upaya Pakistan untuk membangun kembali hubungan keamanan dengan Bangladesh dan melawan pengaruh India dapat mengganggu keseimbangan keamanan regional.

"Meskipun India akan memantau dengan saksama dinamika yang berkembang ini, India mungkin juga perlu memeriksa pengaruh Pakistan yang semakin besar di wilayah pinggiran timur melalui postur militer dan langkah-langkah keamanan yang proaktif," kata Bisara.

Transfer senjata dari Pakistan?

Secara khusus, aliansi baru antara Pakistan dan Bangladesh dianggap mengancam kepentingan strategis India, khususnya terhadap koridor Siliguri atau yang sering disebut sebagai Leher Ayam.

Lintasan yang sensitif secara geopolitik ini menghubungkan negara bagian India timur laut ke seluruh India melalui jalur sempit wilayah India yang berukuran 20-22 kilometer di bagian tersempit.

India khawatir Cina mungkin bermaksud membangun kehadirannya di dekat koridor tersebut, dengan kedok pekerjaan pembangunan dengan Bangladesh.

Sementara itu, India telah meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasannya dengan Bangladesh, menyebarkan solusi teknologi dan melakukan inspeksi Pasukan Keamanan Perbatasan tingkat tinggi untuk mengatasi kerentanan dan mengekang infiltrasi dan penyelundupan di sepanjang wilayah perbatasan yang tidak berpagar.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

"India akan memiliki kekhawatiran keamanan, terkait transfer senjata dan bahan peledak ke Bangladesh untuk digunakan oleh teroris Islam yang telah dibebaskan oleh pemerintah sementara yang dipimpin Yunus," Pinak Ranjan Chakravarty, mantan komisaris tinggi untuk Bangladesh, mengatakan kepada DW.

Chakravarty mengklaim, pemindahan senjata-senjata ini ke kelompok pemberontak di India dapat menimbulkan masalah keamanan yang signifikan.

Namun, Sreeradha Datta, seorang pakar Bangladesh dari Sekolah Urusan Internasional Jindal, mengatakan kepada DW, meskipun hubungan Indo-Bangladesh saat ini sedang mengalami masa sulit, suasana akan mereda setelah pemerintahan terpilih terbentuk di Bangladesh.

"Meskipun Bangladesh dan Pakistan menunjukkan tanda-tanda keterlibatan, India-lah yang memegang posisi yang lebih penting bagi Bangladesh," kata Datta.

"Kedua belah pihak perlu mengatasi retorika saat ini dan mulai bekerja. Setelah keterlibatan bilateral dilanjutkan, masalah keamanan India tentu akan diperhatikan dan ini hanya akan terjadi jika negara-negara tetangga memilih untuk terlibat dan tidak menimbulkan masalah yang tidak perlu," Datta menyimpulkan.

Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris