IMF: Krisis Ukraina Ancam Ekonomi Eropa
12 Mei 2014Dalam pembicaraan dengan harian ekonom Jerman "Handelsblatt", Lagarde menerangkan bahwa bantuan kredit senilai 17 milyar dolar untuk Ukraina masih belum cukup.
"Krisis di Ukraina adalah ancaman yang sangat sulit diperkirakan, dan resikonya untuk negara lain juga susah untuk diprediksi", kata Lagarde.
"Semuanya bisa menjadi dampak buruk bagi ekonomi", tambahnya.
Christine Lagarde akan bertemu dengan Kanselir Jerman Angela Merkel hari Selasa (13/05) di Berlin untuk melakukan pembicaraan tahunan bersama dengan wakil-wakil Bank Dunia, WTO, Organisasi Buruh Internasional ILO dan Organisasasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan OECD.
Ketika ditanya apa ancaman terbesar bagi perkembangan ekonomi, Lagarde menyebutkan bahwa situasi di Ukraina akan punya dampak besar bagi perdagangan dunia, investasi, arus kapital internasional dan pasokan energi bagi Eropa.
"Ukraina perlu lebih banyak daripada 17 milyar dolar. Jadi masih harus ada bantuan bilateral dan bantuan keuangan dari organisasi internasional lain", kata Lagard.
Ia mengatakan, masyarakat internasional tidak punya pilihan lain. "Kita tidak bisa hanya mengatakan, situasi (Ukraina) terlalu kritis, karena itu kita tidak mau memberi dana", tandasnya.
Uni Eropa perluas sanksi
Uni Eropa hari Senin (12/05) memperluas sanksi terhadap Rusia. Kalangan diplomat di Brussel menerangkan, ada 13 pejabat Ukraina dan Rusia yang namanya dimasukkan dalam daftar sanksi larangan visa dan pembekuan rekening bank.
Selain itu, dua perusahaan Krimea yang diambil alih oleh Rusia setelah aneksasi bulan Maret lalu juga terkena sanksi.
Berkaitan dengan krisis utang di zona Euro, Direktur IMF Christine Lagarde menerangkan, negara-negara yang terkena krisis belum pulih sepenuhnya.
"Pemulihan memang sedang berjalan, itu benar", kata Lagarde dalam wawancara dengan Handelsblatt. "Beberapa negara berhasil menerapkan program-program bantuan, tapi itu tidak berarti bahwa krisis telah berakhir dan tugas kita sudah selesai."
Direktur IMF itu selanjutnya mengatakan, banyak perusahaan masih sulit mendapat kredit dari perbankan, terutama di Eropa selatan.
Lagarde mengimbau otoritas keuangan di Eropa untuk melanjutkan politik moneter "yang bisa terus menunjang pertumbuhan". Pemerintahan di Eropa juga perlu meningkatkan daya saing dengan melakukan reformasi struktural di pasar kerja.
"Semua negara Eropa harus melakukan pekerjaan rumahnya", kata Lagard. Ia terutama mengingatkan Jerman, sebagai perekonomian terbesar di Uni Eropa, agar terus melanjutkan langkah reformasi.
hp/rn (dpa, afp, rtr)