Hungaria Setujui Keanggotaan NATO bagi Swedia
27 Februari 2024Hungaria menjadi negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, terakhir yang menyetujui permohonan keanggotaan oleh Swedia. Hal ini diputuskan oleh parlemen di ibu kota Budapest pada Senin (26/2). Pemerintah Hungaria sebelumnya berkeberatan lantaran kritik Swedia terhadap kemunduran demokrasi di bawah pemerintahan Perdana Menteri Viktor Orban.
Sikap tersebut berubah menyusul desakan politik negara anggota NATO yang dipuncaki oleh kunjungan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson ke Budapest, Jumat (24/2) silam, di mana kedua negara menandatangani perjanjian perdagangan senjata.
"Swedia kini meninggalkan netralitas dan kebijakan nonblok yang sudah berusia 200 tahun," kata Kristersson dalam sebuah jumpa pers. "Kami bergabung dengan NATO agar bisa melindungi kebebasan kami, demokrasi dan nilai-nilai kami, semua yang menjadi identitas dan keyakinan kami, bersama negara lain" imbuhnya, merujuk pada invasi Rusia di Ukraina dan ancaman serupa di utara Eropa.
"Keanggota Swedia akan membuat kita lebih kuat dan lebih aman," kata Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg di X, dulu Twitter.
Bertambahnya anggota NATO di perbatasan Rusia justru bertolak belakang dengan misi Presiden Vladimir Putin yang mengaku ingin mencegah perluasan NATO dengan menduduki Ukraina. "Jika menyangkut Rusia, satu-satunya hal yang bisa kami harapkan adalah bahwa mereka tidak suka melihat Swedia menjadi anggota NATO," kata PM Swedia Kritersson.
"Apa yang akan mereka lakukan nanti, kami tidak tahu. Tapi kami siap untuk menghadapi semua skenario," tukasnya.
Konsolidasi pertahanan di utara Eropa
Swedia telah bersikap netral sejak era Raja Gustav XIV pada tahun 1934 dan tidak pernah berperang sejak 1814. Bersama Finlandia dan Swedia, NATO mencatatkan ekspansi terbesar sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Meski Swedia ikut berkontribusi dalam berbagai misi NATO, semisal perang di Afganistan, status anggota mempermudah perencanaan dan kerja sama militer, terutama di kawasan Skandinavia dan Laut Baltik yang berbatasan langsung dengan Rusia.
"NATO mendapat anggota yang serius dan kuat, serta menghilangkan faktor ketidakpastian di utara Eropa," kata Robert Dalsjo, analis senior di Badan Riset Pertahanan Swedia, sebuah wadah pemikir milik pemerintah di Stockholm. "Swedia sebaliknya mendapat keamanan dalam jumlah, didukung oleh paying nuklir Amerika Serikat."
Swedia juga memiliki armada kapal selam termutakhir yang didesain untuk kondisi di Laut Baltik serta memproduksi jet tempurnya sendiri. Pemerintah berniat menambah anggaran pertahanan demi menaati ketentuan NATO sebesar dua persen dari Produk Domestik Bruto, PDB.
Jalan panjang menuju ratifikasi
"Perjalanannya sangat panjang," kata Josefine Wallborn, 23, seorang mahasiswi politik di Stockholm. "Saya dan orang-orang lain awalnya agak skpetis, tapi sekarang saya kira ini keputusan yang baik," imbuhnya.
Setelah sebelumnya dihambat oleh Turki, Hungaria menjadi negara terakhir yang menolak ratifikasi keanggotaan Swedia. Terobosan tercipta dalam pertemuan antara Perdana Menteri Viktor Orban dan PM Kristersson pada Senin kemarin di Budapest. Di sana, kedua negara sepakat menggarisbawahi "niat baik kedua pihak" untuk terus bekerja sama dan menyepakati perjanjian militer, di mana Hungaria membeli empat jet tempur Swedia untuk menambah armada Jas-39 Gripen miliknya.
Persetujuan parlemen Hungaria akan disusul oleh penandatanganan oleh Presiden Katalin Novák dalam beberapa hari ke depan. Setelahnya, Swedia akan mendapat undangan resmi untuk meratifikasi Perjanjian Washington dan menjadi anggota ke32 NATO.
"Keanggotaan Swedia adalah potongan puzzle terakhir di dalam peta NATO di utara Eropa," kata Dalsjo, analis Swedia.
rzn/hp (rtr, afp)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!