Hubungan AS-Turki Mendingin
11 Oktober 2007Pemerintah di Ankara ingin mengejar para gerilyawan Kurdi sampai ke kawasan utara Irak. Washington menolak hal ini, demikian Sean McCormarck, jurubicara kementerian luar negeri. Amerika Serikat khawatir, kawasan yang sampai saat ini relatif tenang nantinya malah jadi kawasan yang tidak stabil. Operasi militer Turki di Irak secara besar-besaran bukan solusi, kata McCormarck.
Di pihak lain, Turki menuduh Amerika Serikt tidak melakukan langkah tegas menghadapi kelompok gerilyawan dari partai buruh Kurdi, PKK yang beroperasi di Irak Utara. Hubungan Amerika Serikat dan Turki sekarang mendingin dan ini tidak akan berubah dalam waktu dekat. Komisi Luar Negeri di Dewan perwakilan Amerika Serikat dengan 27 suara setuju dan 21 suara menentang memutuskan sebuah resolusi yang akan diajukan untuk pemungutan suara di Dewan Perwakilan pertengahan November. Rancangan resolusi lain sudah dimasukkan ke Senat, yang antara lain mengecam pengusiran dan pembunuhan jutaan warga Armenia pada Perang Dunia I dan menyebutnya sebagai ‚pembunuhan etnis“. Turki sebelumnya sudah mengajukan protes atas rancangan resolusi itu. Malah presiden Amerika Serikat George W Bush, sebelum pemungutan suara masih mencoba menghindari resolusi tersebut.
George W Bush: „Kita semua menyesali penderitaan tragis rakyat Armenia dari hati yang paling dalam. Tapi resolusi ini bukan reaksi yang tepat atas peristiwa pembunuhan massal itu. Ini hanya akan menghambat hubungan kita dengan satu aliansi penting di NATO dan juga dalam perang melawan teror.”
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice malah menyebut secara gamblang bahwa Amerika Serikat perlu Turki, antara lain sebagai basis logistik untuk militernya di Irak.
Condoleezza Rice: “Jika resolusi ini disetujui, ini akan sangat bermasalah terutama bagi peranan kita di Timur Tengah. Secara strategis, kita tergantung dari hubungan baik dengan Turki.”
Sekalipun ada imbauan dari presiden dan menteri luar negeri, peluang menghentikan resolusi ini tidak besar. Sebab lebih dari setengah anggota Kongres mendukung resolusi tersebut. Dalam debat di Komisi Luar Negeri, Brad Sherman dari Kalifornia menegaskan, ikatan persahabatan Amerika Serikat tidak boleh dibayar dengan penyangkalan terhadap pembunuhan massal.