Hubble: Penyibak Misteri Antariksa
25 April 2015Berjarak 547 kilometer di atas bumi, mata tajam teleskop Hubble bisa mengenali masing-masing bintang di cluster yang dipenuhi sekitar 3000 bintang yang baru lahir. Berkat kemampuan infra merah yang canggih, Hubble juga bisa mengintip ke dalam kokon debu dan gas dimana lebih banyak lagi bintang terbentuk.
Belajar dari siklus hidup bintang adalah salah satu alasan dirakitnya Hubble. Dengan beroperasi di atas distorsi dan efek atmosfir bumi, pakar astronomi berharap bisa mengetahui apa yang terjadi di masa lalu dengan mengamati bintang dan galaksi yang terbentuk berdekatan dengan Dentuman Besar, sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu.
Upaya pengembangan selama 50 tahun ini hampir gagal, setelah peluncuran Hubble. NASA menemukan kesalahan pada cermin teleskop berdiameter 2,4 meter tersebut. Lensa koreksi diinstalasi astronot tahun 1993.
"Kami tidak pernah menduga bisa bertahan selama ini," ujar bekas astronot Charlie Boden. Ia pilot pada misi yang meluncurkan Hubble.
Banyak dari penemuan terpenting teleskop ini berasal dari daerah yang tidak diketahui sebelumnya. Hasil observasi Hubble tentang ledakan bintang tertentu membantu ahli astronomi menyadari akan kecepatan perluasan jagad raya yang dipicu oleh kekuatan tidak dikenal, dan disebut sebagai dark energy atau energi gelap.
Hubble juga menangkap citra planet di luar sistem tata surya dan menyusuri atmosfir planet lain. Eksoplanet pertama ditemukannya tahun 1992, dua tahun setelah Hubble diluncurkan. "Hubble telah mengubah pandangan manusia tentang alam semesta," ujar Bolden.
NASA berharap Hubble akan terus beroperasi hingga 2020 bersamaan dengan penggantinya teleskop luar angkasa James Webb yang rencananya akan diluncurkan Oktober 2018.
vlz/hp (rtr, ap)