HRW Kecam Duterte Soal Perintah Tembak Kelamin pemberontak
13 Februari 2018Human Rights Watch mengatakan komentar Presiden Filipina, Rodrigo Duterte pekan lalu itu adalah pernyataan terbaru dalam "serangkaian pernyataan misoginis, menghina dan merendahkan perempuan" yang menurut mereka mendorong untuk melakukan kekerasan seksual selama konflik bersenjata.
Dalam sebuah pidato panjang sebelum pemberontak komunis menyerah, Duterte berbicara tentang kesia-siaan pemberontakan mereka selama puluhan tahun dan bagaimana pemerintah dapat membantu mereka kembali ke kehidupan normal. Duterte bertanya mengapa bahkan perempuan bergabung dalam pemberontakan itu dan meninggalkan keluarga mereka.
Transkrip resmi menghilangkan umpatan
Pernyataan Duterte pada 7 Februari lalu ditujukan kepada milisi perempuan dari Partai Komunis Filipina yang melakukan perlawanan sejak tahun 1968. Rekaman pernyataan itu kemudian beredar di masyarakat.
Di hadapan massa Duterte pidato mengacu pada perintah yang pernah ia berikan saat masih menjadi walikota di Davao City.
Pada satu titik, katanya tanpa menjelaskan lebih jauh, "Katakan kepada para prajurit. Ada perintah baru datang dari walikota. Kami tidak akan membunuhmu. Kami akan menembak alat kelaminmu. ….Bayangkan saja sehingga ... jika tidak ada vagina, pasti begitu tak berguna." Ucapan tersebut disambut tawa penonton.
Duterte berbicara dalam dialek Bisaya (Visayan). Transkrip resmi dari Pidato presiden yang dikeluarkan oleh pemerintah menghilangkan kata "vagina" dan umpatan-umpatan dari ucapannya.
Sering komentar Duterte sarat bermuatan seks, Duterte pun telah mengakui cara kasarnya tapi banyak orang Filipina yang menerimanya. Juru bicara presdien Harry Roque meminta agar pernyataan Duterte memang serius, tapi jangan secara harfiah.
Baca juga:
Sebut Boracay Seperti Penampungan Limbah, Duterte Ancam Tutup Resort Top Itu
Filipina Kembali Perangi Pemberontak Komunis
Tetap disukai warga
Pemerintah Barat dan organisasi hak asasi manusia telah memperingatkan tindakan kerasnya terhadap obat-obatan terlarang, yang telah menyebabkan ribuan orang yang diduga terkait meninggal dunia. Dia mengecam para kritikus, termasuk Pemerintah Eropa, yang dia katakan pada Senin "pergi ke neraka" saat memberlakukan persyaratan bantuan keuangan.
Duterte mengatakan bahwa dia telah memberi tahu pejabat Eropa bahwa dia tidak akan hadir pertemuan antara para pemimpin Asia Tenggara dan Eropa mendatang. "Mereka mengatakan bahwa saya bermulut yang buruk, memang benar, mereka bilang itu saya bukan negarawan, tidak cocok untuk presiden, dan itu benar," demikian Duterte mengatakan hal tersebut dalam sebuah pidato hari Senin (12/02).
Steve Rood, seorang analis politik yang berbasis di Manila, mengatakan banyak orang Filipina suka gaya Duterte yang tidak kuno dan pesonanya saat dia berbicara dengan mereka dengan cara yang intim, seolah-olah pidatonya tidak akan disiarkan. Survei publik baru-baru ini menunjukkan kepuasan warga atas pemerintahan Duterte.
(Ed: AP/AS/ap/rtr)