Hijab Nilai Rezim Assad Mulai Rontok
15 Agustus 2012Untuk pertama kalinya sejak melarikan diri ke Yordania mantan perdana menteri Suriah Riyad Hijab memberikan pernyataan secara terbuka di ibukota Yordania Amman. "Sepengetahuan saya dan dari pengalaman semasa menjabat, saya menjamin rezim ini secara militer, ekonomi dan moral sudah bobrok dan hanya menguasai 30 persen kawasan negara."
Situasi sebenarnya di Suriah tidak jelas. Pertempuran di Aleppo dan Damaskus masih berlanjut, pemberontak tampak terdesak mundur dibanding bergerak maju. Demikian menurut pakar Suriah Robert Fisk.
"Tiga pekan lalu pemberontak ingin membebaskan Damaskus. Tapi di mana-mana pasukan rezim berhasil merebut kembali kawasan yang lepas. Bagi penduduk itu buruk. Aleppo, lewat pertempuran berikutnya juga ingin dibebaskan. Tapi kawasan Salaheddin kembali jatuh ke tangan pemerintah. Berulang kali pemberontak mengatakan, ah itu hanya taktik menarik diri untuk melindungi penduduk sipil. Namun penduduk mengatakan, mereka tidak mendapat perlindungan. Pengerahan pesawat tempur MIG membuat kekalahan di Damaskus, dan itu bukan berita bagus bagi siapapun yang mendukung pemberontakan bersenjata melawan rejim Assad." Demikian dikatakan Fisk
Bukan Penentu Kekuasaan
Riyad Hijab menjabat perdana menteri selama dua bulan, dan secara formal adalah orang nomor dua Suriah. Tapi pada kenyataannya di Suriah hanya presiden, militer dan dinas rahasia yang memiliki kekuasaan. Assad tampaknya mengancam Hijab agar bersedia menerima jabatan atau mati. Sebaliknya Ghassan Shebaneh menyebut Hijab sebagai seorang aparat, yang dalam karirnya setia mengabdi kepada Assad. "Ia berasal dari partai pemerintah, Partai Baath, dari keluarga yang dikenal mendukung rezim Assad dari A sampai Z." kata Shebaneh.
Dalam konferensi pers Selasa (14/08) di Amman, pria yang melarikan diri itu sebaliknya berusaha tampil sebagai pejuang yang berapi-api mendukung oposisi Suriah.
Sepengetahuan Hijab, banyak tokoh rezim dan militer yang kini menunggu kesempatan yang tepat untuk menyeberang ke pihak revolusi. Namun informasi independen menyebutkan, bahwa selama ini tidak sampai tiga persen pejabat tinggi militer yang membelot.
Hijab sendiri tidak punya peran menentukan untuk politik masa depan Suriah. Ia juga menegaskan "Saya tidak bersedia untuk menduduki jabatan apapun."
Ulrich Leidholdt/Dyan Kostermans
Editor: Andy Budiman