Harapan Baru bagi Kaesong?
10 Juli 2013Pukul 8:30 pagi waktu setempat, delegasi Korea Selatan menyeberangi zona demiliterisasi, yang memisahkan kedua negara Korea, menuju Kaesong di Korea Utara. Satu setengah jam kemudian, dimulai pembicaraan antara utusan kedua negara, sesuai kesepakatan yang dicapai minggu pagi (07/07/13), setelah perundingan selama 16 jam.
Pada kesempatan itu, pemimpin delegasi Korea Selatan, Suh Ho mengatakan, perundingan selanjutnya akan diadakan 10 Juli di Kaesong. Pembicaraan akan membahas pencegahan penutupan kembali Kaesong dan normalisasi prosedur yang berlangsung. Sementara pemimpin delegasi Korea Utara Pak Chol Su mengatakan, kedua negara akan mengadakan inspeksi. Tanggal 10 Juli perbaikan juga akan dimulai, agar kerusakan akibat hujan bisa dihindari. Oleh sebab itu teknisi dari Korea Selatan akan datang ke daerah itu.
Jurang antar Kedua Korea
Sekitar 60 pekerja perusahaan Korea Selatan, yang mengadakan produksi di Kaesong, serta teknisi dan pekerja bidang pelayanan juga mengadakan perjalanan ke zona ekonomi istimewa, yang belakangan tidak digunakan lagi. Korea Utara menarik pekerjanya 9 April lalu, akibat ketegangan yang semakin tinggi di semenanjung Korea. Dengan demikian, proses produksi di proyek ekonomi satu-satunya yang masih berfungsi, terhenti.
Secara politis hubungan antar kedua Korea tetap beku, karena Korea Utara melanjutkan program nuklir dan roketnya, walaupun PBB telah mengeluarkan resolusi yang menentangnya. Segera setelah mulai menjabat, presiden Korea Selatan yang baru menekankan, pertama-tama saling percaya harus tercapai dulu, untuk mengurangi ketegangan. Sedalam apa jurang antar kedua Korea, tampak ketika kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan tentang susunan delegasi. Jadi dalam pembicaraan hari ini, tema utama Kaesong.
Suh Ko dari delegasi Korea Selatan mengatakan, pihaknya mendapat kesan, Korea Utara sangat berminat untuk menyelesaikan masalah Kaesong, sehingga dilakukan upaya besar ke arah itu. Biar bagaimanapun, upaya itu melibatkan 70 juta Euro, yang diperoleh rezim di Pyongyang lewat pembayaran pegawai dari Korea Utara per tahunnya. Tetapi perusahaan Korea Selatan juga mendapat keuntungan dengan adanya tenaga kerja murah di Kaesong. Oleh sebab itu mereka menuntut segera dimulainya kembali proses produksi.
Kaesong Harus Berlanjut
Namun demikian pemimpin delegasi Korea Selatan juga menekankan hal lain. "Kami berkonsentrasi untuk mencegah, agar masalah seperti itu tidak terjadi lagi. Hanya jika itu tercapai, Kaesong dapat dibuka kembali." Demikian ditandaskan Suh Ko, kepala delegasi Korea Selatan.
Selasa (09/07/13) sejumlah teknisi dari perusahaan energi Korea Selatan bertolak ke Kaesong untuk meneliti saluran listrik di negara itu. Zona industri itu mendapat listrik dari Korea Selatan, demikian juga pemukiman para pekerja Kaesong. Ketika produksi tidak berjalan selama tiga bulan, listrik yang disalurkan ke kawasan itu sangat dikurangi.