Hamas Akhiri Pendudukan di Gaza
15 Agustus 2009Patroli jalanan menguasai situasi di selatan Jalur Gaza satu hari setelah pertempuran terbesar antar fraksi di Palestina sejak pengambilalihan kekuasaan oleh Hamas dua tahun lalu.
Polisi dan petugas keamanan membangun blokade jalanan di Rafah dan sejumlah pintu masuk kota. Setiap pengendara mobil dipaksa menghentikan kendaraannya dan harus membuka bagasi untuk diperiksa, truk dan kendaraan angkutan pun ikut diberhentikan.
Menurut keterangan petugas kesehatan, dalam pertempuran antara petugas keamanan Hamas dan sekitar 100 anggota milisi bersenjata kelompok fundamental Islam Jund Ansar Allah yang pecah Jumat sore dan berlangsung higga Sabtu pagi, lebih dari 20 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka. Di antara korban tewas terdapat pemimpin kelompok tersebut, Abdul Latief Musa dan wakilnya, Abu Abdullah Assuri.
Pertempuran terjadi tidak jauh dari kota Rafah di dekat perbatasan dengan Mesir. Menurut keterangan saksi mata, petugas keamanan Hamas menyerbu sebuah mesjid yang dijadikan sebagai markas oleh kelompok Jund Ansar Allah.
Menjelang berakhirnya pertempuran, kedua pimpinan kelompok salafis tersebut melakukan bom bunuh diri di sebuah rumah persembunyian di Rafah dan ikut membunuh seorang juru runding Hamas. Hamas selain itu juga kehilangan seorang pemimpin militer untuk wilayah selatan Jalur Gaza yang diduga bertanggung jawab atas penculikan serdadu Israel Gilad Shalit tiga tahun lalu.
„Kami menuntut siapapun yang berhubungan dengan kelompok ini agar segera meletakkan senjatanya. Karena jika tidak, kami akan memburunya dan menyeretnya ke pengadilan,“ tukas jurubicara Kementrian Dalam Negeri Hamas, Ihab Hussein
Pangkal persoalan adalah pernyataan pemipin kelompok fundamental tersebut, Abdul Latief Musa pada khotbah jumat di sebuah mesjid di Rafah. Dengan dikelilingi oleh belasan pejuang dengan persenjataan berat, Musa memproklamasikan „Kerajaan Islam di jantung Yerusalem“ dan memperdebatkan kekuasaan Hamas di Jalur Gaza. „Saya mengumumkan sebuah kelahiran, yakni kelahiran kerajaan Islam,“ serunya.
Kelompok radikal Jund Ansar Allah yang diduga berhubungan erat dengan jaringan teror Al-Qaida, sejak beberapa minggu terakhir melakukan penutupan paksa terhadap sejumlah warung internet dan restoran di kota Rafah. Penutupan itu dilakukan karena dianggap tidak sesuai dengan hukum Islam.
Hamas kemudian mengumumkan tidak akan membiarkan Jalur Gaza kembali tenggelam dalam „kekacauan keamanan“. Selain itu Hamas juga menuding Fatah ikut terlibat dalam insiden tersebut dengan mendukung kelompok Jund Ansar.
Clemens Verenkotte/Rizki Nugraha
Editor: Christa Saloh-Foerster