1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Hamas Akhiri Pendudukan di Gaza

15 Agustus 2009

Milisi Bersenjata Hamas mengakhiri pendudukan sebuah mesjid oleh kelompok pecahan Jund Ansar Allah. Lebih dari 20 orang dinyatakan tewas. Kini perburuan terhadap sisa-sisa pendukung Jund Ansar Allah dilakukan

https://p.dw.com/p/JC20
FILE- In this Aug. 14, 2009 file photo a member of the militant Islamic group Jund Ansar Allah stands guard while his leader Abdel-Latif Moussa, not pictured, gives a speech during Friday prayers in Rafah, southern Gaza Strip. Hamas security says the leader of theal-Qaida-inspired group has been killed battling Hamas in the Gaza Strip. Hamas said Saturday morning Aug 15 2009 that Abdel-Latif Moussa was killed by an explosion while fighting Hamas forces in the southern Gaza town of Rafah. The fighting began Friday when Hamas forces surrounded a mosque where about 100 members of the radical group were holed up. Gaza medical officials say 16 people were killed and over 150 wounded in the fighting. (AP Photo/ File)
Seorang anggota milisi bersenjata Jund Ansar Allah sedang berjaga-jaga selama khotbah jumat di sebuah mesjid di RafahFoto: AP

Patroli jalanan menguasai situasi di selatan Jalur Gaza satu hari setelah pertempuran terbesar antar fraksi di Palestina sejak pengambilalihan kekuasaan oleh Hamas dua tahun lalu.

Polisi dan petugas keamanan membangun blokade jalanan di Rafah dan sejumlah pintu masuk kota. Setiap pengendara mobil dipaksa menghentikan kendaraannya dan harus membuka bagasi untuk diperiksa, truk dan kendaraan angkutan pun ikut diberhentikan.

Menurut keterangan petugas kesehatan, dalam pertempuran antara petugas keamanan Hamas dan sekitar 100 anggota milisi bersenjata kelompok fundamental Islam Jund Ansar Allah yang pecah Jumat sore dan berlangsung higga Sabtu pagi, lebih dari 20 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka. Di antara korban tewas terdapat pemimpin kelompok tersebut, Abdul Latief Musa dan wakilnya, Abu Abdullah Assuri.

Pertempuran terjadi tidak jauh dari kota Rafah di dekat perbatasan dengan Mesir. Menurut keterangan saksi mata, petugas keamanan Hamas menyerbu sebuah mesjid yang dijadikan sebagai markas oleh kelompok Jund Ansar Allah.

Menjelang berakhirnya pertempuran, kedua pimpinan kelompok salafis tersebut melakukan bom bunuh diri di sebuah rumah persembunyian di Rafah dan ikut membunuh seorang juru runding Hamas. Hamas selain itu juga kehilangan seorang pemimpin militer untuk wilayah selatan Jalur Gaza yang diduga bertanggung jawab atas penculikan serdadu Israel Gilad Shalit tiga tahun lalu.

„Kami menuntut siapapun yang berhubungan dengan kelompok ini agar segera meletakkan senjatanya. Karena jika tidak, kami akan memburunya dan menyeretnya ke pengadilan,“ tukas jurubicara Kementrian Dalam Negeri Hamas, Ihab Hussein

Pangkal persoalan adalah pernyataan pemipin kelompok fundamental tersebut, Abdul Latief Musa pada khotbah jumat di sebuah mesjid di Rafah. Dengan dikelilingi oleh belasan pejuang dengan persenjataan berat, Musa memproklamasikan „Kerajaan Islam di jantung Yerusalem“ dan memperdebatkan kekuasaan Hamas di Jalur Gaza. „Saya mengumumkan sebuah kelahiran, yakni kelahiran kerajaan Islam,“ serunya.

FILE- In this Aug. 14, 2009 file photo Abdel-Latif Moussa, the leader of Jund Ansar Allah, or the Soldiers of the Companions of God, is protected by militants of his group, after speaking at Friday prayers in Rafah, southern Gaza Strip. Hamas security said Saturday Aug 15 2009 that the leader of the al-Qaida-inspired group has been killed battling Hamas in the Gaza Strip. Hamas said Saturday morning that Abdel-Latif Moussa was killed by an explosion while fighting Hamas forces in the southern Gaza town of Rafah. (AP Photo/File)
Abdul Latief Musa, pemimpin gerakan Jund Ansar Allah dalam penjagaan seusai berpidato selama ibadah Jumat di RafahFoto: AP

Kelompok radikal Jund Ansar Allah yang diduga berhubungan erat dengan jaringan teror Al-Qaida, sejak beberapa minggu terakhir melakukan penutupan paksa terhadap sejumlah warung internet dan restoran di kota Rafah. Penutupan itu dilakukan karena dianggap tidak sesuai dengan hukum Islam.

Hamas kemudian mengumumkan tidak akan membiarkan Jalur Gaza kembali tenggelam dalam „kekacauan keamanan“. Selain itu Hamas juga menuding Fatah ikut terlibat dalam insiden tersebut dengan mendukung kelompok Jund Ansar.

Clemens Verenkotte/Rizki Nugraha

Editor: Christa Saloh-Foerster