Hadzic Regierung Belgrad
21 Juli 2011Uni Eropa menyambut penangkapan Goran Hadzic dan menyebutya sebagai langkah positif bagi keanggotaan Serbia di Uni Eropa. Sementara Amerika Serikat menyebutnya sebagai peristiwa penting bagi Tribunal PBB yang mengurus masalah Yugoslavia, dan sebagai kesempatan bagi pengadilan. Selang beberapa jam setelah penangkapannya, Hadzic dihadapkan ke pengadilan kejahatan perang di Beograd dan diputuskan ia akan diekstradisi ke Den Haag.
Presiden Serbia Boris Tadic secara resmi mengkonfirmasinya Rabu tengah hari (20/07): Goran Hadzic buronan terakhir Mahkamah Kejahatan Perang PBB, sudah tertangkap.
Dikatakannya, "Bagian tersulit dari kerjasama dengan Tribunal PBB di Den Haag telah berakhir. Selanjutnya, Serbia akan tetap memenuhi tanggung jawab internasionalnya. Saya tekankan di sini, bahwa penangkapan Goran Hadzic tidak hanya memenuhi tuntutan hukum Serbia, melainkan adalah tugas moral kami."
Goran Hadzic ditangkap Rabu pagi (20/7) di Novi Sad, sebuah bukit dekat Serbia Utara. Sudah sejak lama terdengar desas-desus bahwa Hadzic bersembunyi di sebuah biara ortodoks. Oleh sebab itu, timbul dugaan bahwa tempat persembunyiannya sudah lama diketahui oleh pihak berwenang. Dugaan seperti itu bahkan sudah terdengar bulan Mei lalu, saat Ratko Mladic, yang telah bertahun-tahun buron, ditangkap.
Presiden Boris Tadic menepis dugaan tersebut, "Sejak sebelum Ratko Mladic ditangkap spekulasi semacam ini sudah terdengar, bahwa pemerintah Serbia sudah lama mengetahui di mana Mladic bersembunyi. Informasi ini salah sama sekali. Dalam kasus inipun, pemerintah tidak tahu di mana Goran Hadzic berada”
Surat penyerahan Hadzic ke Den Haag masih perlu ditandatangani oleh Menteri Peradilan dan Hukum Serbia, sebelum ia bisa diberangkatkan. Sementara Tribunal PBB di Den Haag menyebutkan, Goran Hadzic dituduh melakukan kejahatan kemanusiaan. Ia bertanggung jawab atas deportasi hampir 30.000 warga Kroasia oleh pasukan Serbia antara 1991 dan 1995. Pengusiran massal yang dilakukan Serbia sempat menyebabkan hampir sepertiga wilayah Kroasia diduduki Serbia.
Sampai awal perang, Hadzic bekerja sebagai pekerja di gudang dan sibuk di partai Komunis. Kemudian ia pindah ke kubu nasionalis dan terpilih sebagai Presiden Republik Serbia-Krajina, sebuah konstruksi kaum nasionalis Serbia di wilayah Kroasia.
Secara konkrit, bekas komandan perang pasukan separatis Serbia ini bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan penduduk non Serbia pada bulan November 1991 di kawasan Vukovar, Kroasia timur. Ketika itu lebih dari 260 warga Kroasia dan warga sipil non-Serbia lainnya diangkut dari rumah sakit ke peternakan babi, lalu dibunuh. Di antaranya termasuk perempuan dan orang-orang berusia lanjut.
Juli 2004 lalu, polisi Serbia hampir menangkap Goran Hadzic. Namun ketika itu, ia berhasil melarikan diri beberapa jam sebelum surat penangkapan PBB dikeluarkan.
afp/rtr/Jörg Paas/Edith Koesoemawiria
Editor: Marjory Linardy