Google Pecat Pegawai Akibat Memo Bias Gender
8 Agustus 2017James Damore, insinyur perangkat lunak didepak dari Google hari Senin (07/08) lalu karena dianggap mencederai standar etika perusahaan. CEO Google, Sundar Pichai mengeluarkan nota internal yang menentang pesan anti-keragaman yang disebar Damore. "Ini mencederai standar etika perusahaan kita sebab mendorong munculnya stereotip terkait gender yang dapat merusak lingkungan kerja kita.“
Danielle Brown, wakil presiden Google untuk bidang keberagaman, integritas dan tata kelola, turut angkat suara. "Kita harus menyadari bahwa keragaman dan keterlibatan semua pihak adalah kunci sukses bagi perusahaan kita,“ tulis Brown dalam pernyatan yang dikirim ke semua karyawan.
Damore mengakui melalui email kepada kantor berita Bloomberg, bahwa ia telah dipecat dan menyatakan “menyebar stereotip gender“ sebagai alasan pemecatannya. Damore menambahkan sebelum dipecat, ia sempat melayangkan gugatan lewat dewan tenaga kerja nasional Amerika Serikat (NLRB) dengan menyebut jajaran managemen tertinggi di Google berusaha membungkam suaranya.
Memo 10 Lembar
Insiyur perangkat lunak ini telah bekerja di perusahaan pencari data raksasa tersebut sejak tahun 2013. Dalam memo yang ditulisnya ia menyatakan ada alasan biologis di balik ketidaksetaraan gender pada industri teknologi.
“Preferensi dan kemampuan laki-laki dan perempuan memang berbeda karena alasan biologis dan… perbedaan ini dapat menjelaskan mengapa perempuan direpresentasikan tidak setara dalam industri teknologi dan jajaran kepemimpinan,“ tulisnya. Damore menulis argumen kontroversial ini dalam 10 lembar dokumen yang seketika menjadi viral setelah diterbitkan website berita teknologi Motherboard.
Stereotip Gender Marak di Sektor Teknologi
Debat mengenai perlakuan terhadap perempuan di industri yang didominasi pria merebak beberapa bulan terakhir, sejak meningkatnya laporan tentang pelecehan seksual dalam penggunaan jasa berbagi tumpangan seperti Uber.
Laporan ini mengguncang managemen perusahaan raksasa berbasis teknologi, temasuk Google. Secara publik, Google berkomitmen mendorong keberagaman dalam lingkup kerja mereka, munculnya memo Damore dianggap mencederai niat perusahaan yang tengah gencar mengkampanyekan keberagaman gender.
Debat ini meluas karena perusahaan teknologi yang bermarkas di California ini tengah menghadapi gugatan hukum dari Kementerian Tenaga Kerja Amerika Serikat yang menuding Google secara sistematis mendiskriminasikan perempuan. Google mengabaikan gugatan ini dengan alasan tidak ada perbedaan gaji antar gender di Google. Sayangnya, mereka tidak membuka informasi terkait gaji karyawannya kepada pemerintah. Berdasarkan laporan demografik perusahaan, 69% karyawannya dan 80% teknisi di Google adalah laki-laki.
Ed: ts/ap (Reuters, Bloomberg, AFP)