181011 Schalit Israel Rückkehr
18 Oktober 2011Gilad Shalit tampak kesulitan berdiri. Ia berjalan dengan bersender pada rel tangga, atau dipapah seorang pendamping. Kurus, pucat dengan mata letih ia tampil di televisi Mesir dalam wawancara pertama. Menurut lelaki berusia 25 tahun itu, sepekan silam ia baru mendengar berita tentang pembebasannya .
Tuturnya, "Sepanjang masa tahanan, saya tahu bahwa mereka mengusahakan pembebasan saya. Hal itu saya yakini. Tapi saya pikir, bisa jadi saya masih akan sangat lama berada dalam situasi itu."
Namun ternyata terjadi juga peristiwa yang bagi banyak orang sulit dipercaya ini. Setelah dipastikan bahwa Gilad Shalit telah meninggalkan Gaza dan berada di kawasan Mesir, pasukan keamanan Israel mulai membebaskan 477 warga Palestina dari tahanan. 148 orang di antaranya dibebaskan di Tepi Barat Yordan. Sekitar 300 tahanan lainnya dibebaskan di Jalur Gaza dan 40 orang yang tersisa di Qatar, Suriah dan Turki. Sebelumnya Israel menahan 1027 warga Palestina.
Gilad Schalit berharap pertukaran tahanan ini akan mendorong Palestina dan Israel ke arah perdamaian dan kerjasama. Tentara yang baru bebas itu bahagia bisa kembali ke negaranya. Ungkapnya, "Tentu saja saya merindukan keluarga, dan kebebasan. Pergi keluar, menemui orang dan melakukan banyak hal. Bukan hanya melakukan hal yang sama dari hari ke hari."
Shalit dibawa melalui perbatasan di Rafah ke Israel, persisnya ke Kerem Schalom yang jaraknya tak sampai 3 kilometer dari pos pemeriksaan Mesir-Palestina. Dari sana, ia diterbangkan Angkatan Udara Israel ke markas di Tel Nof, dekat Tel Aviv. Menurut televisi Israel, Shalit sempat pingsan dalam helikopter. Namun, sebentar saja ia siuman lagi.
Di Tel Nof, Perdana Menteri Benjamin Netanjahu telah menunggu untuk menyambutnya. „Kau adalah pahlawan bangsa", begitu dikatakan Netanjahu kepada Shalit. Tak lama kemudian, Netanjahu menemui kawula pers, "Saya baru saja merangkulnya, ketika ia keluar dari helikopter dan mendampinginya bertemu dengan orangtuanya, Aviva dan Noam. Saya mengatakan kepada mereka, telah membawa putranya pulang. Tapi ini juga merupakan hari yang berat. Karena meskipun imbalan penukarnya berhasil ditekan, harganya masih sangat tinggi."
Netanjahu kembali menekankan betapa beratnya keputusan untuk mengadakan pertukaran tahanan. Ia bertutur tentang rasa sakit yang dihadapi para keluarga korban aksi teror, saat mengetahui bahwa pembunuh sanak mereka akan dibebaskan. Tapi dalam situasi diplomatik saat ini, pertukaran ini merupakan hasil terbaik yang bisa dicapai. Begitu Netanjahu, tandasnya, "Saya ingin menjelaskan bahwa kita akan terus memerangi terorisme, dan setiap tahanan yang kembali melakukan terorisme akan membayarnya dengan nyawa"
Saat Netanjahu berbicara, Gilad Schalit bertemu dengan orang tuanya. Untuk pertama kalinya dalam lima tahun dan empat bulan. Tanpa gangguan media. Televisi hanya menunjukkan gambar ayah dan anak yang saling berpelukan. Kemudian Gilad Schalit diperiksa secara medis, sebelum diterbangkan ke desa Mitzpeh Hila di Galilea. Di sana keluarga dan kerabat sudah tak sabar menanti.
Sebastian Engelbrecht /Edith Koesoemawiria
Editor: Christa Saloh