1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gates Minta Turki Hentikan Aksi Militernya di Irak Utara

28 Februari 2008

Serangan Turki terhadap gerliyawan Kurdi yang bersembunyi di wilayah Irak sepertinya belum akan reda. Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates meninggalkan Turki hari Kamis (28/02) dengan tangan hampa.

https://p.dw.com/p/DFTL
Menteri Pertahanan AS Robert gatesFoto: AP

Padahal sebelumnya Amerika Serikat menuntut Turki segera menghentikan aksi-aksi militernya dan memperingatkan bahaya destabilisasi kawasan.

Dalam penerbangan pulang ke Washington, Robert Gates mengaku, berbagai pembicaraannya dengan para petinggi Turki tidak berujung pada penentuan tenggat waktu penghentian aksi militer Turki di Irak Utara.

"Kuncinya adalah, kami telah mengirim pesan yang jelas kepada pemerintah Turki mengenai kepentingan dan keperihatinan kami mengenai situasi di Irak."

Demikian dikatakan Robert gates, seraya mengungkapkan keyakinyannya bahwa pesan Amerika Serikat didengar Turki. Bahwa Turki harus segera menarik militernya dari wilayah Kurdistan Irak. Namun, apa yang membuatnya yakin bahwa pesan itu benar-nemar sampai? Sambil tertawa Robert Gates menjawab, karena mereka mendengar pesan itu sampai empat kali.

"Yang penting adalah, Amerika dan Irak memiliki kepentingan yang sama. Dan kedua negara sama-sama perlu memenuhi kepentingan itu."

Di Turki, Robert Gates bertemu Presiden Abdullah Gul, Perdana Menteri Racip Teyyep Erdogan, Menteri Pertahanan Vecdi Gonul dan Panglima Militer Yasar Buyukanit. Disebutkan Robert Gates, para petinggi Turki meyakinkannya bahwa mereka berkepentingan untuk menuntaskan operasi itu secepatnya. Hanya, mereka ingin mencapai terlebih dahulu sasaran yang mereka tetapkan dalam operasi itu.

Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu mengatakan: "Tujuan kami, misi kami dalam operasi militer itu sangat jelas. Dan tidak ada tenggat waktu. Kami tidak akan berhenti, sampai kubu kaum teroris itu benar-benar musnah."

Beberapa hari terakhir Turki melancarkan serangan darat melintasi wilayah utara Irak untuk meburu gerilyawan PKK, yakni kelompok bersenjata Kurdi Turki yang ingin membentuk negara sendiri. Sebelumnya, Turki membatasi diri pada serangan udara. Pemerintah Amerika, pemerintah Irak dan lebih-lebih lagi pemerintah otonomi Kurdi di Irak Utara mengecam keras .

Amerika memperingatkan berkali-kali bahwa serangan itu bisa mengacaukan kawasan Kurdistan Irak yang sebetulnya merupakan wilayah yang relatif paling tenang di Irak. Namun Turki berkeras melancarkan serangan. Dalihnya, para gerilyawan PKK menjadikan Irak Utara sebagai persembunyian setelah melakukan berbagai serangan terhadap tentara Turki.

Sebelumnya beredar kabar bahwa dalam kunjungannya di Turki ini, Menteri Pertahanan Amerika Robert Gates akan mengancam untuk menghentikan kerjasama inteljen kedua negara jika Turki tak segera menarik pasukannya. Namun terbukti, itu ancaman kosong belaka. Dengan ringan, Robert Gates berdalih, kedua negara memiliki tujuan dan kepentingan yang dama dalam memberantas terorisme. karena itu, katanya,

"Saya kira tujuan dan kepentingan itu tidak akan tercapai dengan melontarkan ancaman, atau dengan mengancam akan menghentikan kerjasama inteljen."

Yang penting sekarang, kata Robert Gates, Turki memahami tiga hal berkaitan operasi militer itu. Pertama, mereka harus meningkatkan dialog dengan pemerintah Irak. Kedua lebih terbuka mengenai rincian operasi militer itu. Ketiga, mengakui bahwa operasi militer semata tidak akan memecahkan masalah pemberontakan PKK yang ingin mendirikan negara merdeka Kurdistan. (gg)