1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Fatah Atasi Pertikaian Internal

8 Agustus 2009

Konferensi Fatah yang dibuka Selasa (04/08) di Bethlehem masih berlangsung. Pembicaraan utama saat ini adalah pertikaian dengan Hamas. Pemilihan komisi pusat dan dewan revolusi dinantikan dengan penuh harapan.

https://p.dw.com/p/J5sB
Peserta Konferensi FatahFoto: picture-alliance/ dpa

Semuanya lain dari yang direncanakan. Pemungutan suara yang pertama dijadwalkan untuk dilaksanakan pada malam kemarin (07/08), namun sidang paripurna gerakan Fatah tampaknya masih belum juga selesai dengan dengar pendapat dan diskusi-diskusi. Menurut keterangan para delegasi, topik pembicaraan masih seputar Gaza. Organisasi radikal Palestina Hamas berhasil merebut kekuasaan Fatah di Jalur Gaza secara keseluruhan. Hamas yang masih berseteru dengan Fatah, telah melarang lebih dari 400 anggota Fatah untuk menghadiri musyawarah organisasi itu di Bethlehem, Tepi Barat Yordan. Ketua Fatah, Mahmoud Abbas mengkritik sikap Hamas itu: „Kami tidak mengatakan bahwa Hamas tidak eksis. Namun mereka adalah realitas dan bagian dari rakyat Palestina. Tetapi mereka harus mengerti bahwa sebuah bagian harus melengkapi bagian lainnya dan tidak boleh mendesaknya."

Hamas, isu yang sangat emosional

Perseteruan dengan Hamas dan situasi di Jalur Gaza merupakan isu yang sangat emosional. Di dalam organisasi Fatah sendiri juga terdapat dua kelompok yang bertentangan. Yang satu menunjukkan rasa simpatinya kepada Gaza dan memperingatkan untuk melibatkan delegasi yang tidak dapat menghadiri konferensi itu dalam Dewan Fatah. Mereka khawatir, Fatah akan kehilangan Gaza secara keseluruhan. Sedangkan kelompok lainnya melontarkan kritik bahwa tokoh-tokoh seperti Mohammed Dahlan atau Ibrahim Abu An-Naja menyalahgunakan perdebatan untuk memperbaiki peluangnya dalam pemungutan suara untuk menentukan anggota komisi pusat yang sangat berkuasa.

Streit bei Fatah Parteitag um Gaza Repräsentanz
Delegasi Kongres FatahFoto: picture-alliance/ dpa

Seandainya pemungutan suara bisa dilaksanakan, Konferensi Fatah diperkirakan akan diperpanjang lagi. Kandidat bagi Dewan Revolusi, semacama biro politik, harus mengumpulkan 33 persen suara. Mengingat jumlah peserta konferensi yang lebih dari 2.200 orang dan ratusan kandidat, pemungutan suara diduga akan dilakukan dalam beberapa putaran. Para kandidat itu memperebutkan 85 kursi di Dewan Revolusi.

Menurut laporan terakhir, sekitar 400 anggota Fatah yang berada di Gaza dapat memberikan suaranya melalui telepon pada pemungutan suara yang direncanakan dilaksanakan Sabtu (08/08) ini.

At-Tirawi Fatah harus lebih mandiri

Isi pembicaraan dalam konferensi nyaris tidak tembus keluar. Para wartawan mendapatkan informasinya melalui percakapan di koridor dan melalui telepon. Kelompok kerja yang membahas isu perempuan, tahanan dan keamanan dilaporkan telah merampungkan tugasnya. Sementara dalam komisi keuangan kelihatannya dirembukkan apakah pimpinan organisasi itu dapat dipaksa untuk membeberkan semua masalah keuangan secara rinci di depan Dewan Revolusi. Ketiadaan laporan kerja sejak 20 tahun ini telah menyebabkan keributan di persidangan hari Rabu lalu (06/08) setelah Abbas menyatakan, pidato pembukaannya yang terdiri dari 46 halaman merupakan sebuah laporan kerja.

Kesimpulan sementara para delegasi mengenai konferensi itu sangat berbeda. Banyak di antaranya sudah sejak lama tidak lagi menginjakkan kakinya di tanah Palestina. Mereka mengaku sangat tersentuh ketika bertemu dengan anggota-anggota Fatah lainnya. Mereka lebih sering melemparkan pujian bahwa hampir tak ada yang meninggalkan sidang umum sebagai aksi protes. Selanjutnya dikatakan bahwa Gaza masih merupakan isu penting bagi Fatah dan kini pemungutan suara dilaksanakan. Anggota Fatah lainnya mengharapkan munculnya terobosan. Misalnya Tawfiq At-Tirawi menuntut agar Fatah harus mampu mandiri dan tidak bergantung dengan pemerintahan otonomi supaya dapat hidup. Di Tepi Barat Yordan, gerakan Fatah dan pemerintah otonomi pada kenyataannya adalah sama. Keputusan mengenai hal ini tampaknya masih belum keluar.

Torsten Teichmann/Christa Saloh

Editor: Asril Ridwan