Es Krim Rasa Sosis dan Ikan Salmon
30 November 2018Berwarna-warni, cemerlang dan eksentrik. Itulah gambaran utuh Matthias Münz dari München, seorang pembuat ek krim yang tampil beda.
Es krim buatannya tampil cantik dengan rasa tak diduga.Nyeleneh adalah ciri khas Münz. Bakatnya terkenal hingga kelura kota München. Pelanggan menyukai pembuat es krim warna-warni itu, dan diapun senang berposes foto bareng. Terutama di depan tokonya di pusat kota.
Matthias Münz menegaskan: "Motto saya, mereka pergi lebih bahagia dibanding saat tiba. Saya selalu melontarkan lelucon, agar pelanggan tertawa. Itu sebabnya saya punya es krim dengan rasa tidak lazim, karena membuat orang juga tertawa."
Es krim menghibur orang. Mottonya begitu simpel. "Beberapa pelanggan mencicipnya dan terkejut, aduh rasanya seperti bir. Ada yang memuntahkan lagi, tapi ada yang suka. Ada wanita datang membeli dua porsi eskrim rasa sosis untuk dirinya, dan tiga porsi untuk anjingnya. Mereka bahagia saya juga bahagia", ujar Münz
Lebih 500 es kirm rasa unik
Wunderland adalah nama toko es krim Münz di München. Rancangan interiornya terinspirasi cerita 'Alice in Wonderland' karya Lewis Carroll. Tokonya dirancang agar pelanggan merasa imijinatif dan magis seperti kreasi es krimnya.
Ada es krim rasa panggang ayam, ulat sagu, ikan asin atau schnitzel. Juga yang rasa sosis, ikan salmon atau es krim rasa coklat campur acar timun. Pembuat es krim berusia 31 tahun itu, hingg kini sudah menciptakan lebih 500 rasa unik.
Mathias Münz selalu tersenyum dan bergerak lincah. Ia mengamati dengan cermat dan selalu berimajinasi membuat rasa baru. Misalnya es krim macaron dengan sampanye, markisa dan frambosen. Ia meyakini semua bisa dijadikan rasa es krim, selama hal itu tidak membosankan.
Matthias Münz menutur lebih jauh: "Saya rasa es krim macaron sangat inovatif. Karena kita bisa membuat macaron beku dan menyisipkan es krim diantara. Atau membuat macaron dari es krim dengan krem di atasnya, pasti bagus. Juga res krim sampanye, benar-benar istimewa."
Hanya gunakan bahan berkualitas
Münz hanya memakai bahan berkualitas tinggi, untuk mencapai rasa maksimal es krimnya. Ia belajar membuat es krim di sebuah sekolah di Perugia, Italia. Kunci suksesnya, campuran bahan yang jadi rahasia perusahaan. Harga satu porsi es krim 1,60 Euro dan es krim spesial seperti yang dibubuhi sampanye atau daun emas, harganya tentu lebih mahal.
"Gula selalu hadir. Bahan yang lainnya bervariasi. kadang ada garam, pizza, yang jelas separuhnya mengandung susu. Lainnya mengandung alkohol atau buah-buahan. Gula pasti ada, walau juga gulanya beragam jenis”, ujar pembuat es krim nyentrik ini.
Matthias Münz kuliah jurusan ekonomi pariwisata dan skripsinya mengenai restoran es krim inovatif. Konsep yang langsung ia terapkan pada tahun 2012. Hingga kini, pengusaha ini sudah membuka dua cabang toko eskrim. Ia juga menyuplai katering es krim serta pesta khusus.
Ciri khas tampilannya: topi silinder. Ia selalu mengenaknnya jika keluar rumah. "Ini simbol kebebasan bagi saya. Saya mulai mengenakan topi ini saat masih kuliah. Saya mengubah konsep, agar bisa terus mengenakan topi, dengan Alice in Wonderland, karena dio kisahnya ada Mad Hatter. Apa yang lebih tepat lagi ketimbang hal ini, sebagai tema buat pembuas es krim gila-gilaan?" kata tukang es krim lulusan fakultas ekonomi pariwisata itu
Pembuat es krim unik dan tak lazim dari München ini selalu gembira. Saat bekerja atau ketika naik sepeda jangkungnya. Dimanapun ia berada, Matthias Münz selalu gampang dikenali.
DWInovator