Eropa Tingkatkan Keamanan Jelang Tahun Baru
31 Desember 2015Eropa dicekam ketakutan serangan teror jelang pergantian tahun. Suasana menyambut malam tahun baru serupa, baik di Brussel, Paris, London, Berlin, Roma dan di kota-kota metropolitan lainnya. Yakni penjagaan aparat keaman secara masif. Walau begitu para tokoh politik mengatakan; "Ini bukan pertanda kalah terhadap ancaman teroris. Melainkan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk buat warga."
Brussel dan Paris sudah mengumumkan membatalkan rencana pesta kembang api di pusat kota. Walikota Brussel, Yvane Mayeur mengumumkan Rabu petang, rencana pesta kembang api di alun-alun kota dibatalkan dengan alasan keamanan. Tahun silam pesta kembang api di ibukota Belgia itu dihadiri 100.000 penonton. "Kami tidak bisa memberikan jaminan dapat memeriksa setiap orang", ujar walikota Brussel itu.
Aparat keamanan Belgia melaporkan, melanjutkan investigasi terkait ancaman keamanan serius yang disebut "berdasar indikasi kuat." Terutama yang diincar adalah geng motor "Kamikaze Riders" yang dua pentolannya diketahui anggota kelompok radikal "Sharia4Belgium". Geng motor ini juga dilaporan merekrut pemuda untuk dijadikan anggota milisi ISIS di Suriah,
Pengerahan aparat keamanan besar-besaran
Paris dan Berlin juga mengumumkan penjagaan ketat aparat keamanan saat malam tahun baru. Otoritas keamanan Perancis menyebutkan, mengerahkan 60.000 polisi dan tentara di seluruh negeri. "Ini adalah pasukan khusus yang pernah diterjunkan di Mali, Chad, Republik Afrika Tengah dan Guyana Perancis", kata menteri pertahanan Jean-Yves Le Drian. Rencana pesta kembang api di Paris juga dibatalkan, sebagai gantinya digelar tayangan video selama 5 menit di Arc de Triomphe kata walikota Paris, Anne Hidalgo.
Berlin juga meningkatkan jumlah aparat keamanan jelang pergantian tahun. Terutama di seputar Gerbang Brandenburg dikerahkan sekitar 1.000 aparat keamanan. Tahun silam sekitar satu juta orang datang ke pusat keramaian di ibukota Jerman itu untuk merayakan pesta pergantian tahun. Aparat keamanan Jerman juga melarang pengunjung membawa ransel, koper atau tas berukuran besar untuk mengantisipasi kemungkinan serangan teror.
Pemerintah Jerman yang tahun ini menampung lebih 1 juta pengungsi dari Suriah, Afghanistan dan Irak juga melarang warga membunyikan petasan dan kembang api di sekitar tempat penampungan pengungsi. Langkah ini untuk mencegah munculnya ingatan traumatis dari letusan di kalangan pengungsi sekaligus menangkal kemungkinan serangan pembakaran ke tempat penampungan.
as/ml(afp,dpa,ap, rtr)