EMA Izinkan Vaksin BioNTech/Pfizer untuk Anak Kecil
26 November 2021Ini adalah pertama kalinya European Medicines Agency (EMA) mengizinkan vaksin COVID-19 untuk digunakan pada anak kecil, membuka jalan bagi vaksinasi jutaan siswa sekolah dasar di tengah gelombang infeksi baru yang melanda seluruh kawasan Eropa.
Dalam rilisnya EMA mengatakan "merekomendasikan pemberian perluasan indikasi untuk vaksin COVID-19 Comirnaty termasuk untuk penggunaan pada anak-anak berusia 5 sampai 11 tahun."
Sebelumnya, otoritas kesehatan di ibu kota Austria, Wina, sudah mulai memvaksinasi kelompok usia 5 hingga 11 tahun. Eropa saat ini kembali berada di pusat pandemi. Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperingatkan, angka kematian di Eropa dapat mencapai 2 juta orang pada musim semi nanti, kecuali tindakan mendesak segera diambil.
Mulai dibagikan di Uni Eropa 20 Desember mendatang
Lampu hijau EMA untuk vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan perusahaan Jerman BioNTech masih harus diresmikan oleh Komisi Eropa, sebelum otoritas kesehatan di negara-negara anggota dapat mulai melakukan vaksinasi anak-anak. Namun Komisi Eropa sudah memberi sinyal akan menyetuji rekomendasi itu, sehingga persetujuan dari Komisi Eropa dianggap sebagai formalitas saja.
Awal pekan ini, Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, pengiriman vaksin untuk anak-anak di Uni Eropa akan dimulai pada 20 Desember mendatang.
Amerika Serikat sudah mengotorisasi vaksin Pfizer untuk anak-anak awal bulan November, diikuti oleh negara-negara lain termasuk Kanada. Pejabat Amerika mengatakan bahwa COVID-19 telah menyebabkan lebih banyak kematian pada anak-anak dalam kelompok usia 5 hingga 11 tahun daripada beberapa penyakit-penyakit lain, seperti cacar air.
Imunisasi anak-anak penting untuk redam penyebaran virus
Awal bulan ini, EMA mengatakan mulai mengevaluasi penggunaan vaksin COVID-19 Moderna Inc. untuk anak-anak usia 6 hingga 11 tahun. Keputusan diperkirakan akan dibuat dalam waktu dua bulan. Meskipun anak-anak kebanyakan hanya mengalami gejala ringan COVID-19, beberapa ahli kesehatan masyarakat percaya bahwa imunisasi harus menjadi prioritas untuk mengurangi penyebaran virus yang terus berlanjut, yang secara teoritis dapat menyebabkan munculnya varian baru yang berbahaya.
Dalam sebuah pernyataan minggu ini, WHO mengatakan bahwa karena anak-anak dan remaja cenderung memiliki penyakit COVID-19 yang lebih ringan daripada orang dewasa, "tidak terlalu mendesak" untuk memvaksinasi mereka ketimbang orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis serta petugas kesehatan." Karena itu WHO mengimbau negara-negara kaya untuk berhenti mengimunisasi anak-anak dan meminta mereka untuk menyumbangkan dosis mereka ke negara-negara miskin yang belum memberikan dosis vaksin pertama kepada petugas kesehatan dan populasi rentan.
Namun WHO mengakui, memvaksinasi anak-anak dan remaja memang perlu dan bermanfaat untuk meredam pandemi.
hp/yf (dpa, ap)