Ekspor Senjata Naik 24 Persen
11 Juni 2014Ekspor senjata Jerman tahun 2013 mencatat angka tertinggi. Menurut Laporan Perdagangan Senjata 2013 yang dikeluarkan pemerintah Jerman, penjualan senjata dan peralatan militer, termasuk kendaraan lapis baja, mencapai 5,8 milyar Euro.
Ini berarti kenaikan senilai 1,14 milyar Euro atau sekitar 24 persen dibanding tahun sebelumnya. Pihak oposisi mengecam penjualan senjata Jerman ke negara-negara yang dianggap bermasalah dengan hak asasi manusia, seperti Qatar dan Arab Saudi.
Menurut laporan itu, yang meningkat secara mencolok adalah jumlah penjualan senjata ringan seperti pistol dan senapan. Namun nilai penjualannya relatif kecil karena harganya jauh lebih murah daripada senjata berat. Penjualan senjata ringan tahun 2013 mencapai nilai 82,3 juta Euro.
Kementerian Ekonomi Jerman menerangkan, Laporan Penjualan Senjata memuat transaksi senjata yang sudah dijinkan oleh pemerintah Jerman pada tahun 2013. Ijin itu dikeluarkan oleh pemerintahan sebelumnya, yaitu koalisi CDU/CSU dan FDP. Sedangkan Menteri Ekonomi saat ini, Sigmar Gabriel dari SPD, lebih restriktif dalam mengeluarkan ijin penjualan senjata.
Lebih transparan
SPD juga menyatakan akan mengubah prosedur ijin senjata dan membuat publikasi yang lebih cepat kepada parlemen dan publik. Selama ini, penjualan senjata hanya dipublikasikan satu tahun sekali. Sementara ijin ekspor senjata dibahas dalam sidang kabinet tertutup dan tidak diumumkan kepada publik.
Menteri Ekonomi Sigmar Gabriel berjanji akan lebih transparan dalam hal ini. Ia juga akan melakukan peninjauan lebih cermat dalam bisnis senjata ke negara-negara yang tercatat punya reputasi HAM yang buruk.
Perusahaan produsen senjata memperingatkan, prosedur yang lebih ketat akan menyulitkan sektor industri pertahanan dan mengancam lapangan kerja. Semua penjualan senjata ke luar kawasan NATO harus mendapat ijin khusus dari pemerintah Jerman.
Jerman saat ini merupakan pengekspor senjata kedua terbesar dunia. Produsen senjata yang terkenal antara lain Kraus-Maffei-Wegmann, Rheinmetall dan Thyssen-Krupp. Indonesia tahun 2013 antara lain memesan sekitar 100 tank Leopard-2 dan 50 kendaraan lapis baja lainnya dari Jerman.
hp/ab (dpa, rtr)