#DWNesia: Selamat Ulang Tahun Jakarta
20 Juni 2016Pusat-pusat perbelanjaan berdiri megah. Saling bersaing mempercantik diri dengan segala kemewahan. Kopi dan penganan kecil dijual dengan nama barat dan harga melambung, sehingga menyaring siapa yang dapat menikmatinya.
Kelas menengah ke atas sibuk dengan gadget-gadget-nya yang tentu saja tak cukup hanya satu. Beberapa kalangan berusaha selalu yang terdepan dalam berburu produk teknologi terbaru agar dianggap tak ketinggalan zaman. Bagi mereka, gadget dan fesyen dengan merek-merek beken seolah menjadi penanda betapa mereka makhluk modern.
Sementara tak jauh dari mereka, anak jalanan berusaha mencari sesuap nasi untuk hari itu. Buruh-buruh mencari peruntungan. Kesenjangan sosial menjadi wajah kota.
Menyambut ulang tahun Jakarta tahun ini, #DWNesia menghadirkan ulasan tentang kaum miskin- menengah ke atas di ibukota. Pengamat tata kota Marco Kusumawijaya mengingatkan, modernitas terkini seharusnya bukanlah dalam wujud materi, melainkan kesadaran lingkungan dan keadilan sosial, serta kualitas hidup yang baik.
Sementara blogger Mochamad Husni, yang lahir dan hidup di Jakarta, melihat bagaimana pemberdayaan warga ibukota dari waktu ke waktu semakin berkembang.
Selain tentang ulang tahun ibukota metropolitan kita, #DWNesia juga menyoroti nasib dunia perbukuan di tanah air. Pegiat sastra Anton Kurnia, hadir dengan opininya berjudul: Sastra Indonesia Taklukan Pentas Global.
Apakah Anda sependapat dengan pemikiran para penulis? Atau Anda punya pandangan lain? Anda bebas mengutarakan opini Anda sendiri. Kami tunggu tanggapannya di Facebook DW_Indonesia dan twitter @dw_indonesia.
Seperti biasa, sertakan tagar #DWNesia dalam mengajukan pendapatmu.
Salam #DWNesia