Dunia Warna Warni Serangga Afrika

Lantaran parasnya yang indah, kumbang bernama asli Zulu Hud ini juga dinamakan kumbang Picasso. Desain geometrik pada punggungnya membantu satwa pemalu ini menghindari predator. Kumbang Picasso hanya sebesar 8 milimeter dan hidup di kawasan tropis Afrika, dari Pantai Gading hingga ke Ethiopia.

Tidak banyak serangga yang dikenal lewat kemampuan arsitektural nan kreatif, kecuali rayap yang hidup di Otjozondjupa, di Namibia. Satwa yang hidup di Afrika, Australia dan Amerika Selatan ini bisa membangun menara tinggi yang menampung seratusan terowongan. Saking kokohnya, sarang rayap Afrika ini bisa bertahan hidup lebih lama ketimbang penghuninya.

Terlihat seperti sedang berpose untuk sesi foto fesyen, Idolomantis diabolica atau lebih dikenal dengan nama belalang sembah bunga setan, memang berparas unik dengan bentuknya yang menyerupai daun atau bunga. Satwa karnivora yang hidup di Afrika Timur ini memiliki strategi berburu yang pasif. Ia akan diam tidak bergerak sampai makanan favoritnya yang berupa serangga terbang di hadapannya.

Serangga lain yang juga hidup di hutan tropis Afrika adalah kumbang buah raksasa yang bisa tumbuh sepanjang 5 sentimeter dan memiliki tanduk yang tajam. Sesuai namanya, kumbang raksasa Afrika hidup dengan memakan buah-buahan dan getah pohon. Satwa berparas cantik ini bisa hidup hingga lima bulan.

Tidak semua serangga berguna dan sebagian bahkan berbahaya. Nyamuk yang hidup di semua benua kecuali Antartika ini terutama dianggap sumber malapetaka di Afrika. Hanya butuh satu gigitan salah satu jenis nyamuk dari genus Anopheles buat menyebar virus malaria. Di Afrika, setiap dua menit seorang bocah meninggal dunia akibat gigitan nyamuk.

Salah satu serangga Afrika yang tidak berusaha menyarukan diri dengan lingkungannya adalah belalang pelangi perdu. Serupa namanya, satwa ini hidup dengan mengkonsumsi tanaman perdu beracun. Sebab itu banyak predator yang menghindari belalang cantik ini lantaran tidak bisa dikonsumsi.

Serangga yang hidup berkelompok ini bisa ditemukan di Afrika Tengah dan Selatan. Karena berukuran tubuh lebih kecil ketimbang lebah Eropa, lebah Afrika juga memproduksi lebih sedikit madu. Tapi meski begitu sengatannya jauh lebih menyakitkan ketimbang lebah Eropa.