Duel Maut: Bayern Versus Real Madrid
Duel maut antara Real Madrid versus Bayern München memiliki tradisi panjang di Eropa. Secara keseluruhan Madrid unggul 7 kali, seri dua kali dan kalah 11 kali.
Perang Bintang antara Bernabeu dan Allianz Arena
Jika kedua tim saling bertemu, dunia sepakbola menahan nafas. Sejarah Pertemuan antara Real Madrid dan Bayern München dipenuhi drama dan tangisan. Berikut kilas balik duel maut yang dinanti-nanti oleh dunia sepakbola ini
Langkah Besar Menuju Finale Dahoam
Pada pertemuan terakhir, Bayern membekap Real Madrid di babak semi final Liga Champions Eropa 2012 silam. Impian pun tercapai, yakni melakoni final di kandang sendiri, stadion Allianz Arena. Berhadapan dengan Madrid, Bayern baru memastikan kemenangan lewat adu penalti. Bastian Schweinsteiger adalah penentu kemenangan malam itu.
Hujan Gol ala Belanda
Pada duel di babak perempat final Liga Champions 2007, pemain Belanda merajai daftar pencetak gol. Di laga pertama yang berakhir 3:2, striker Madrid Ruud van Nistelroy dan gelandang Bayern, Mark van Bommel sukses merobek jala gawang lawan. Sementara di leg kedua, Roy Makaay tampil menggila dengan mencetak gol dalam laga yang berakhir 2:1. Bayern pun menggagalkan ambisi Madrid.
Zizou Padamkan Perlawanan Bayern
Tiga tahun sebelumnya jawara Bundesliga itu kandas di babak perdelapan final. Zinedine Zidane yang saat ini menjabat Direktur Olahraga Madrid, mencetak gol penentu di leg kedua yang berakhir 1:0. Satu-satunya kabar baik buat Bayern adalah penampilan apik talenta muda berusia 19 tahun yang kemudian dikenal dengan nama Bastian Schweinsteiger.
Raul dkk. Kandaskan Juara Bertahan
Penampilan Bayern melempem pada babak perempat final Liga Champions 2002. Kendati berhasil membalikkan ketinggalan di München dengan dua gol, Bayern takluk pada leg kedua di kandang Madrid 0:2. Real kemudian merengkuh gelar juara usai menundukkan tim Jerman lain di final, yakni Bayer Leverkusen.
Elber, Sang Penentu
Setahun sebelumnya situasinya berbeda. Bayern mempermalukan Madrid di semi final dan menjuarai Liga Champions setelah membekuk tim asa Spanyol, Valencia. Untuk pertama kali dalam sejarah Bayern mencatat kemenangan pada dua leg ketika melawan Real Madrid. Striker Bayern, Giovani Elber mencetak gol penentu di kedua laga.
Gagal di Momen Penentuan
Setelah Bayern mendominasi Madrid di babak penyisihan grup kedua dengan skor telak 4:2 dan 4:1, Raul dkk. membalas dendam dua bulan kemudian di babak semi final. Real yang menang 2:0 di leg pertama mampu lolos lewat selisih agregat usai takluk 1:2 di München. Lagi-lagi Real menjuarai Liga Champions Eropa setelah mengalahkan Valencia di final.
Dini Berpuas Hati
Pada musim 1988 Piala Juara Klub Eropa, Bayern terkesan sudah memenangkan laga di babak pertama. Hingga menit ke-88 Bayern masih memimpin 3:0. Namun kendati telat, Real mampu mencetak dua gol ke gawang Raimond Aumann. Real kemudian menang 2:0 di Santiago Bernabeu. Bayern pun tersingkir.
Awan Gelap buat Augenthaler
Bisa dipastikan, laga di babak semi final Piala Juara Klub Eropa 1987 bukan penampilan terbaik Klaus Augenthaler. Libero Jerman itu mencetak gol bunuh diri dan mendapat kartu merah di laga yang sama. Bayern akhirnya cuma kalah 0:1 berkat penampilan apik kiper Bayern, Jean-Marie Pfaff. Bayern lolos lantaran menang 4:1 di München.
Kaki Maut "Bomber" Müller
Pertemuan pertama antara Bayern dan Real Madrid di Eropa terjadi di babak semi final Piala Juara Klub Eropa 1976. Hasil imbang 1:1 di Santiago Bernabeu berlanjut dengan kemenangan 2:0 Bayern pada leg kedua di München. Gerd "Der Bomber" Müller mencetak ketiga gol Bayern dan membawa klubnya menjuarai Piala Eropa tiga kali berturut-turut setelah menaklukkan AS St. Etienne di final.