Duch Diganjar Hukuman Lebih Berat
3 Februari 2012Badan revisi Tribunal Kejahatan Perang Khmer Merah memperberat hukuman bagai salah satu penanggung jawab pembunuhan massal di masa kekuasaan Khmer Merah di Kamboja. Jumat ( 03/02) Kaing Guek Eav alias Duch dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang. “Kejahatan yang dilakukan Kaing Guek Eav tidak diragukan merupakan catatan kejahatan terburuk dalam sejarah kemanusiaan. Ini patut dijatuhi hukuman tertinggi.” Demikian dikatakan ketua hakim Kong Srim.
Dengan mengenakan kaus putih dan jaket berwarna krem Kaing Guek Eak tampak mengikuti pembacaan vonis baru tersebut. Emosi pria berusia 69 tahun itu hanya terlihat saat ia mengerutkan bibir ketika vonis baru dibacakan.
Putusan Hukuman Sebelumny Picu Kemarahan
Vonis sebelumnya pada tahun 2010 adalah hukuman penjara 35 tahun. Kemudian dikurangi 19 tahun dengan mempertimbangkan waktu pemeriksaan tahanan dan kesalahan proses hukum sebelumnya. Keringanan hukuman bagi mantan pimpinan penjara Khmer Merah Tuol Sleng, yang terkenal dengan aksi penyiksaan dan pembunuhan dengan sedikitnya 12 ribu korban tewas, menimbulkan kemarahan di kalangan korban. Terhadap vonis yang dijatuhkan November 2010 itu selain pihak penuntut dan kejaksaan, terdakwa juga mengajukan banding.
Memang Kaing Guek Eav atau Duch pada proses pertama menunjukkan penyesalan dan mengakui sebagian kesalahannya. Namun sekaligus menyatakan bahwa ia hanya menjalankan perintah karena juga takut akan keselamatan dirinya. Pada hari terakhir proses pengadilan ahir November 2009 Duch bahkan meminta pembebasan hukuman. Ini membuat marah korban Khmer Merah yang masih hidup demikian juga organisasi para korban Khmer Merah.
Pol Pot Inginkan Negara Pertanian Komunis
Selain Duch, saat ini masih berlangsung proses pengadilan terhadap mantan wakil pemimpin Khmer Merah Nuon Chea, mantan kepala negara Khieu Samphan dan mantan Menteri Luar Negeri Ieng Sary serta dan istrinya mantan menteri sosial Ieng Thirit.
Saat berlangsungnya proses pengadilan terhadap tiga mantan pimpinan Khmer Merah November lalu, Lars Olson jurubicara pengadilan mengatakan
“Adalah penting dimana kehakiman bekerja secara independen. Kami sudah menekankan bahwa kami tidak menerima petunjuk dari siapapun, apakah itu dari pemerintah, PBB atau dari masyarakat sipil.
Sementara saudara nomor satu Pol Pot tidak dapat lagi diajukan ke pengadilan karena tokoh Khmer Merah itu sudah meninggal tahun 1989.
Pol Pot dan pengikutnya ingin membuat Kamboja sebuah negara pertanian komunis. Kelompok intelektual dan oposisi dibunuh secara sistematis. Kekuasaan mengerikan Khmer Merah antara tahun 1975-1979 menyebabkan lebih dari 1,7 juta orang tewas.
Dyan Kostermans/DW/afp/epd/kna
Editor: Renata Permadi