1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Diskusi Tentang Status 'Ekonomi Masa Perang' di Eropa

30 Mei 2023

Invasi Rusia ke Ukraina yang berdampak dramatis pada perekonomian Eropa menyulut diskusi soal "ekonomi perang" atau "ekonomi masa perang".

https://p.dw.com/p/4Rxez
Foto ilustrasi produksi amunisi
Foto ilustrasi produksi amunisiFoto: Björn Trotzki/IMAGO

 

Invasi Rusia ke Ukraina menyulut diskusi soal status "ekonomi perang" atau "ekonomi masa perang". Deklarasi ekonomi masa perang biasanya dimaksudkan untuk mengkonfigurasi ulang seluruh sistem ekonomi dan hasil industri dengan prioritas kondisi perang. Komisaris Uni Eropa Thierry Breton yang memulai diskusi tentang konsep itu ketika pada awal Maret lalu dia mencari cara untuk peningkatan cepat produksi amunisi dan senjata di Eropa, dengan tujuan memasok persenjataan ke Ukraina.

Thierry Breton baru saja mengunjungi lebih dari selusin fasilitas pembuatan senjata di seluruh Uni Eropa, di mana dia mendengar keluhan tentang kurangnya kontrak jangka panjang yang ditandatangani pemerintahan dengan perusahaan senjata. Meskipun banyak keputusan Uni Eropa untuk mendanai bantuan amunisi dan senjata ke Ukraina, produksinya ternyata berjalan terlalu lambat, katanya.

"Kelambatan ini tidak sesuai dengan kebutuhan mendesak kami," kata Thierry Breton dalam konferensi pers pada 3 Mei. "Oleh karena itu - dan saya mengatakan ini dengan jelas - kita perlu mendorong basis industri dan menempatkannya ke 'ekonomi masa perang', jika Anda mengizinkan saya menggunakan istilah tersebut."

Tentara Ukraina di garis depan di Oblast Donetsk
Tentara Ukraina di garis depan di Oblast DonetskFoto: Diego Herrera Carcedo/AA/picture alliance

Masalah peristilahan yang sensitif

Jerman mungkin termasuk yang paling sensitif terhadap konsep tersebut. Duta besar Jerman untuk Polandia Thomas Bagger menilai pernyataan Thierry Breton "tidak produktif".

"Anda tidak akan mendapat tanggapan positif terhadap istilah 'ekonomi perang' di Jerman," kata Thomas Bagger pada sebuah konferensi di Tallinn, Estonia, awal bulan ini. "Ini bukan cara yang tepat untuk memobilisasi upaya itu," tambahnya.

Reaksi itu sama sekali tidak mengejutkan, jelas Edward Lucas dari Pusat Analisis Kebijakan Eropa, CEPA, Kepada DW. "Status ‘ekonomi masa perang' berarti militer mengambil alih pabrik Anda dan membuatnya memproduksi lebih banyak senjata. Saya tidak berpikir ada orang yang benar-benar menyarankan itu" di Eropa, katanya. Meskipun dia menerangkan bahwa Rusia sebenarnya telah mengambil langkah seperti itu.

"Di Jerman, ini menggemakan situasi kontrol ekonomi era Nazi dengan penderitaan luar biasa dan penindasan terhadap para pekerja paksa," kata Edward Lucas kepada DW di Tallinn. "Ini seperti jika Anda berkata, 'kita perlu meningkatkan tempo perkebunan' di Amerika Serikat. Itu tidak akan segera menjadi tanda produktivitas, melainkan menjadi tanda periode tergelap dalam sejarah Amerika!" Kondisi saat ini tidak bisa diselesaikan dengan slogan, tambahnya.

Duta Besar Jerman untuk Polandia, Thomas Bagger
Duta Besar Jerman untuk Polandia, Thomas BaggerFoto: Arno Mikkor / ICDS

Persepsi dan warisan sejarah

Menteri Pertahanan Estonia Hanno Pevkur mengatakan, tidak ada yang perlu secara eksplisit mendeklarasikan "ekonomi masa perang" di negaranya. "Kami tidak harus menyatakan [itu] secara khusus," jelasnyaa kepada DW. "Kami melihat ancamannya, dan kami mengatakan bahwa setiap orang di Eropa harus menyadari kenyataan bahwa Rusia adalah ancaman yang nyata."

Meskipun mendukung tujuan itu, sejarawan militer Slawomir Debski, yang merupakan direktur Institut Urusan Internasional Polandia, PISM, tidak menganggap konsep "ekonomi perang" diperlukan. Dia mengatakan kepada DW bahwa dia menduga para politisi tidak benar-benar tahu apa yang mereka maksud ketika mereka mengatakannya. "Pada tahun 1942, Amerika Serikat mampu memproduksi kapal besar dalam waktu 14 hari,” jelasnya. "Itu semacam privatisasi ekonomi perang. Jadi kita tidak tidak perlu memperkenalkan rezim semacam ini ke dalam ekonomi kita sendiri."

Ben Tallis, analis Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman DGAP, menyarankan bahwa daripada membuang istilah itu, politisi harus mulai menjelaskan pemikiran di balik istilah "ekonomi perang". "Ukraina sedang berjuang untuk kebebasan kita semua, dan saya kira pesan itu belum sepenuhnya tersampaikan di beberapa bagian Eropa Barat," katanya kepada DW di Tallinn. Dia berpendapat, orang harus menerima logika dulu bahwa mereka sedang berada dalam konflik serius yang harus dimenangkan. "Saya pikir sudah benar untuk mulai mempersiapkan pemahaman orang-orang untuk itu."

Tetapi Duta Besar Jerman untuk Polandia Thomas Bagger tidak setuju dengan gagasan itu. "Yang penting adalah, kita tidak mengambil perbedaan persepsi tentang 'ancaman eksistensial' ini sebagai tanda tanya yang mengatakan bahwa yang lain masih belum mengerti," bantahnya. "Maksud saya adalah: Kami mengerti. Tetapi Anda harus memahami bahwa sejarah dan geografi adalah guru yang sangat kuat, dan mereka telah mengajari kami pelajaran yang berbeda." (hp/yf)

 

Teri Schultz Koresponden Eropa di Brussels, Belgia