Menteri Pertahanan Jerman Usulkan Dinas Militer Sukarela
14 Juni 2024Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius hari Rabu (12/6) secara resmi mengusulkan bentuk dinas militer baru, 13 tahun setelah wajib militer dihapus.
Perang Rusia di Ukraina memang telah memicu perdebatan di Jerman tentang bagaimana angkatan bersenjata Bundeswehr dapat membalikkan tren berkurangnya jumlah pasukan.
Proposal terbaru Kementerian Pertahanan tidak menerapkan kembali wajib militer yang sudah dihapus tahun 2011, melainkan model partsipasi sukarela.
"Kami menginginkan model baru yang terutama mengandalkan partisipasi sukarela, namun juga mencakup unsur-unsur wajib jika diperlukan,” demikian isi proposal baru tersebut.
Para remaja putra akan mendapat kuesioner wajib mengenai kesediaan dan kemampuan mereka menjalani dinas militer. Dari jawaban kuesioner itu, Bundeswehr lalu akan memilih individu yang paling cocok dan termotivasi, setelah melakukan pemeriksaan kesehatan.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
"Kami menginginkan yang terbaik dan paling termotivasi,” kata Boris Pistorius di Berlin. Remaja perempuan juga akan dikirimi kuesioner, tetapi mereka tidak diwajibkan untuk mengisinya.
"Model baru ini mencakup dinas militer dasar selama enam bulan, dengan opsi untuk dinas militer sukarela hingga 17 bulan tambahan,” kata proposal itu.
Sambutan positif kalangan politik
Johannes Arlt dari Partai Sosialdemokrat SPD menyebut gagasan tersebut, "sebuah inisiatif politik yang sangat cerdas, karena kita perlu menggunakan waktu kita untuk memperkuat kemampuan pertahanan, untuk membela negara kita dan juga untuk berkontribusi pada pertahanan kolektif kita dalam kerangka NATO."
Namun Arlt menunjukkan tantangan struktural yang ada, dengan mengatakan, "Kita tidak memiliki gambaran mengenai siapa yang tinggal di negara ini, siapa yang mampu menyelesaikan darurat nasional atau dinas militer."
Johannes Arlt mengatakan kepada DW, sangat penting bahwa rencana baru ini memberikan insentif nyata kepada generasi muda Jerman untuk menjadi sukarelawan. "Penting bagi kita untuk mempertimbangkan nilai-nilai dan bakat generasi muda dan memberi mereka pekerjaan yang berarti di tahun-tahun terbaik kehidupan mereka."
Politisi konservatif Serap Güler dari partai oposisi CDU mengatakan kepada DW, "Kita memerlukan rencana ini karena perang telah terjadi di Eropa. Kita harus siap menghadapi skenario terburuk."
Dia mengatakan partainya akan terus mengadvokasi kembalinya wajib militer, dan menggambarkan upaya yang dilakukan saat ini sebagai tindakan setengah hati. "Kami berharap menteri pertahanan menunjukkan lebih banyak keberanian dalam pendekatannya,” kata Güler.
Nils Gründer dari Partai Liberaldemokrat FDP mengatakan kepada DW, partainya senang bahwa gagasan wajib militer telah dihapuskan, dan menambahkan bahwa partainya lebih memilih gagasan mengandalkan sukarelawan.
"Penting bagi kita untuk memperkuat Bundeswehr. Kami di FDP ingin memastikan bahwa Bundeswehr melakukan rekrutmen di setiap sekolah, setiap tahun — agar generasi muda mengetahui peluang karier seperti apa yang dapat ditawarkan oleh militer kepada mereka," katanya.
Mengapa perubahan itu dianggap perlu?
Meskipun ada berbagai upaya untuk menarik sukarelawan, militer Jerman semakin kesulitan merekrut personel baru. Jumlah personel Bundeswehr sejak dihapuskannya wajib militar tahun 2011 terus menyusut, dan pada tahun 2023 tercatat hanya ada 181.500 personal tentara.
Menurut penilaian saat ini, kontribusi Jerman terhadap NATO akan membutuhkan sekitar 460.000 tentara dalam jangka panjang. Dari jumlah tersebut, sekitar 200.000 direncanakan aktif, dan sisanya sebagai cadangan.
Johannes Arlt berbicara tentang prospek merekrut sekitar 40.000 pria dan mewajibkan sekitar 10.000 orang per tahun ikut dinas militer selama beberapa tahun pertama. Dia mengatakan, idealnya jumlah tersebut bisa meningkat dari tahun ke tahun. Namun dia menambahkan: "Masalahnya adalah, kita tidak memiliki kapasitas yang cukup di pangkalan... kita tidak memiliki tempat tidur (yang cukup), tidak memiliki infrastruktur (memadai)."
Menteri Pertahanan Boris Pistorius pekan lalu mengulangi keyakinannya bahwa suatu bentuk dinas militer akan diperlukan, setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan Eropa di masa depan.
Dia mengatakan, Jerman perlu memperkuat angkatan bersenjatanya, Bundeswehr, untuk mencapai kesiapan operasional sebelum akhir dekade ini.
(hp/as)