Diduga Danai Teroris, Jerman Larang Ansaar International
5 Mei 2021Jerman telah melarang organisasi Islam Ansaar International dan beberapa sub-organisasinya. Demikian Menteri Dalam Negeri Horst Seehofer mengumumkan pada Rabu (05/05).
"Jaringan Ansaar mendanai terorisme di seluruh dunia," kata juru bicara Seehofer, Steve Alter di Twitter.
Alter mengutip perkataan Seehofer: "Jika Anda ingin memerangi teror, Anda harus mengeringkan sumber uangnya."
Asosiasi Islam yang berbasis di Düsseldorf itu dituduh mengirim dana ke kelompok teroris di luar negeri, termasuk Front Al-Nusra di Suriah, Hamas Palestina (yang termasuk dalam daftar hitam terorisme Uni Eropa), dan Al-Shabab di Somalia.
10 titik penggerebekan
Penggerebekan dilakukan di 10 negara bagian pada Rabu (05/05) pagi, yakni Rheinland-Pfalz, Baden-Württemberg, Bayern, Berlin, Brandenburg, Hamburg, Nord Rhein-Westfalen (NRW), Sachsen Anhlaty, Schleswig-Holstein, dan Hessen.
Situs web Ansaar International menuliskan, proyek kemanusiaannya membantu "orang yang membutuhkan di dalam dan luar negeri," dengan menyebutkan proyek di Lebanon, Sudan, dan Palestina.
Kelompok lain yang juga dilarang beroperasi
Jaringan asosiasi yang juga telah dilarang saat ini termasuk Yayasan Änis Ben-Hatira (dinamai sesuai nama pemain sepak bola Jerman-Tunisia), Komite Informasi dan Advis Somalia di Darmstadt, asosiasi hak-hak perempuan ANS.Justice, toko "second hand" Umma Shop, dan Better World Appeal.
Surat kabar Jerman die Zeit melaporkan sub-organisasi Ansaar pada kenyataannya merupakan jaringan yang secara finansial bergantung satu sama lain, "melayani tujuan tunggal untuk menyamarkan aliran uang" di bawah kendali Ansaar International.
Menyebarkan faham Salafisme
Ansaar dan organisasi afiliasinya diyakini "menyebarkan pandangan Salafi dan mendanai teror di seluruh dunia dengan kedok bantuan kemanusiaan," kata mendagri Jerman Seehofer.
Anak-anak dari Jerman akan dikirim ke lembaga-lembaga yang didirikan oleh Ansaar International di luar negeri "untuk menginternalisasi konten ekstremis Salafi di sana dan membawanya kembali ke Jerman," tambahnya.
Tahun lalu, Badan Intelijen Jerman melaporkan jumlah penganut Salafi di negara itu telah meningkat ke level tertinggi sepanjang masa mencapai 12.150 pada 2019.
Menurut laporan itu, jumlah kaum Salafi telah meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak 2011 dan kancah Salafi di Jerman sedang melalui "tahap konsolidasi," dengan pengikutnya tetap tidak menonjolkan diri di depan umum.
ha/as (dpa, AFP)