Dewan HAM PBB Kecam Aksi Kekerasan di Suriah
30 April 2011Hari Sabtu (30/04), suasana duka menyelimuti Suriah. Iring-iringan pelayat di Daraa mengantarkan jenazah kerabatnya yang ditembak sehari sebelumnya oleh pasukan rezim Bashar al Assad. Dalam suatu pernyataan, kelompok oposisi menyatakan bahwa darah para martir menunjukkan jalan menuju kebebasan dan mereka akan mengikuti jalan itu.
Sehari sebelumnya, setidaknya 62 orang tewas di berbagai kota di Suriah, di mana digelar aksi protes "Hari Angkara". Menurut organisasi pengamat HAM Suriah, di Daraa saja jumlah korban tewas hari itu mencapai 33 orang. Sementara itu Komite Para Martir Revolusi 15 Maret bentukan oposisi menyebut bahwa korban tewas hari Jumat berjumlah 56 orang, termasuk di Daraa.
Aksi Protes Baru akan Digelar
Melalui situs jejaring social Facebook, sejumlah pendukung oposisi menyerukan untuk menggelar aksi protes Minggu (01/05) dan memulai aksi yang disebutnya sebagai "pekan menghancurkan kepungan". Demonstrasi itu akan digelar di Daraa, kemudian dilanjutkan hari Senin (02/05) di Damaskus, Selasa di Banias dan Jablah, Suriah utara, Rabu (03/05) di Homs, Talbissah, dan Tall Kalakh dekat perbatasan Libanon, dan di seluruh negeri pada malam hari Kamis (04/05).
Sementara itu warga Daraa melaporkan bahwa pasukan pemerintah terlihat memasuki kota. Menurut pengamatannya, Sabtu pagi setidaknya empat tank baja dan 20 kendaraan lapis baja memasuki kota.
Dewan HAM PBB Mengecam Kekerasan di Suriah
Menanggapi aksi kekerasan yang dilakukan rezim Assad hari Jumat, Dewan HAM PBB mengeluarkan kecaman. Dewan HAM PBB telah meminta komisarisnya untuk berangkat ke Suriah mengusut dugaan kekerasan itu.
Wakil komisaris HAM PBB Kang Kyung-wha mengatakan, "Suriah bertanggung jawab melindungi rakyatnya dari pelanggaran HAM dan kejahatan internasional lainnya. Dalam hal ini saya menekankan bahwa setiap perintah untuk menyerang warga sipil dinilai sebagai kejahatan."
AS Berlakukan Sanksi Ekonomi, Uni Eropa Berlakukan Embargo Senjata
Amerika Serikat, yang meminta rapat darurat Dewan HAM PBB di Jenewa, sudah memberlakukan sejumlah sanksi terhadap Suriah. Aset milik Maher Al Assad, saudara Bashar al Assad sudah dibekukan dan transaksi keuangannya dibatasi. Sanksi serupa juga dijatuhkan terhadap Ali Mamluk, direktur dinas rahasia Suriah, dan Atif Najib, mantan kepala intelijen di Daraa. Lebih lanjut dinyatakan bahwa sanksi ditujukan terhadap seluruh anggota direktorat intelijen Suriah.
Hari Jumat (29/04), Uni Eropa juga menyepakati keputusan awal memberlakukan sanksi terhadap Suriah. Negara-negara anggota Uni Eropa menyetujui pemberlakuan embargo senjata, termasuk larangan pemakaian peralatan yang bertujuan penindasan, seperti perisai, bahan peledak, dan kendaraan yang digunakan untuk membawa senjata.
Pejabat tinggi Uni Eropa urusan luar negeri Catherine Ashton dalam pernyataan tertulisnya mengungkapkan bahwa embargo tersebut bertujuan membantu terciptanya “perubahan segera kebijakan kepemimpinan Suriah”.
Uni Eropa juga mengatakan sedang mempertimbangkan program bantuannya terhadap Suriah yang setiap tahunnya senilai 43 juta Euro.
LS/EKpfd/rtr/afp