Dampak Kepunahan Massal Keenam Dunia
Kita akan menjadi saksi awal dari kepunahan massal dalam 65 juta tahun. Apa dampak dari punahnya keanekaragaman hayati untuk manusia dan alam?
Ancaman ketahanan pangan
Professor Ekologi Global Corey Bradshaw mengatakan sekitar sepertiga pasokan makanan dunia bergantung pada binatang penyerbuk seperti lebah. Kepunahan lebah berdampak pada anjloknya hasil pertanian. Ancaman ketahanan pangan akan menyebabkan tingginya kekeringan dan banjir di Sub-Sahara Afrika dan sebagian Asia Tenggara.
Kesuburan tanah
Kualitas tanah diperkirakan akan menurun jika mikroorganisme punah. Ilmuwan percaya mikroorganisme akan punah lebih cepat dibanding spesies lainnya, meskipun belum ada data resmi. Kepunahan mikroorganisme akan memperparah erosi yang akan menyebabkan banjir dan rusaknya kesuburan tanah. Hal ini berdampak pada pertumbuhan tanaman.
Kelangkaan air dan bencana alam
Air bersih berasal dari sungai dan lahan basah, melimpahnya jumlah alga dan menyusutnya vegetasi sebabkan kelangkaan air. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB sebut setidaknya ada 24 juta hektar hutan yang ditebang tiap tahun sejak 2015. Kekurangan hutan memicu perubahan iklim dan memperparah bencana alam.
Ancaman penyakit dan pandemi
Peneliti tegaskan punahnya keanekaragaman hayati dapat tingkatkan risiko pandemi akibat interaksi manusia dan hewan liar yang semakin dekat akibat fragmentasi habitat dan kerusakan alam. Contohnya Ebola di Afrika pada tahun 2014, diduga berasal dari kelelawar.
Terancamnya warisan yang tak berwujud
Kepunahan yang tak terlihat malah lebih mengerikan. “Ingat, setiap spesies tunggal adalah produk dari jutaan tahun evolusi. Anda sedang melihat hilangnya apa yang membuat umat manusia menjadi bagian dari planet ini. Anda sedang melihat apa yang membuat kita utuh,” kata Thomas Brooks, Kepala Ilmuwaan Persatuan Konservasi Alam International (IUCN).
Apakah spesies yang punah dapat dikembalikan?
Meski adanya prediksi bencana luar biasa, masih ada alasan manusia untuk optimis jika bertindak. Hasil penelitian menyebutkan jika tidak adanya konservasi, kepunahan bisa menjadi tiga hingga empat kali lipat dari tahun 1993. (mh/yp)