'CowTube' Memberitahu Asal Susu Kemasan
3 Desember 2013Daging kuda dalam lasagna, penyakit sapi gila dan gambar ayam-ayam dalam sebuah pabrik tanpa ruang gerak: Mengingat skandal pangan yang terekspos dalam beberapa tahun terakhir dan meningkatnya kesadaran akan kondisi pemeliharaan hewan ternak, semakin banyak konsumen yang ingin mengetahui asal usul makanan yang mereka konsumsi.
Di negara bagian Niedersachsen, respon asosiasi peternak sapi datang melalui 'My Kuhtube.' Hampir 20 peternak dari berbagai penjuru negara bagian mengunggah video kehidupan sehari-hari peternakan mereka ke portal online untuk memuaskan permintaan konsumen akan informasi.
Sekilas kehidupan peternakan
Salah satu pesertanya adalah Dirk Böschen dari desa Grasberg, tak jauh dari Bremen. Ia mengubah peternakan Böschen yang kecil dan dikelola oleh keluarga menjadi bisnis yang sukses dengan 18 pekerja. Sekali memerah butuh waktu 6 jam, termasuk pembersihan, dan 10 pekerja tidak berbuat hal lain kecuali memerah sapi.
Untuk memperlihatkan kepada konsumen apa itu sebenarnya memerah sapi, Böschen menaruh video dalam portal "My KuhTube" ("Kuh" berarti sapi dalam bahasa Jerman). Penonton dapat melihat bagaimana rumput dipotong, atau menyaksikan Böschen menandai anak lembu yang baru lahir, misalnya.
"Tidak semua orang bisa mengunjungi sebuah peternakan," jelas Böschen terkait keterlibatannya dalam proyek 'KuhTube.' "Namun kalau seseorang tertarik, akan sangat baik apabila informasinya bisa diperoleh melalui internet."
Animo tinggi masyarakat
Konsep KuhTube lahir akhir tahun 2012 saat asosiasi peternakan sapi Niedersachsen berupaya membuka proses peternakan kepada publik. Saat asosiasi menyurati 50 peternak, 16 diantaranya setuju berbagi keseharian peternakan mereka. Mereka lalu mendapatkan pelatihan dasar pengoperasian kamera, dan bagaimana cara berbicara dengan lantang dan jelas di hadapan kamera. Pelatihannya amat mendasar, menurut juru bicara asosiasi tersebut, Christine Licher, mereka tidak mencari aktor andal: "Kami ingin memberi gambaran realistis langsung dari kandang sapi."
Proyek ini terbukti diterima dengan baik oleh konsumen. Sejak dimulai Mei 2013, 40 video pertama dalam 'My Kuhtube' mendapat lebih dari 92.000 klik.
Dompet vs. hati nurani
Di Inggris, warga yang ingin tahu lebih banyak tentang makanan yang mereka konsumsi bisa mengandalkan 'Which.' Organisasi konsumen yang meninjau label makanan untuk memastikan apabila sebuah label bertuliskan 'regional,' makanan itu benar-benar datang dari wilayah sekitar.
Meera Khanna dari 'Which' mengatakan kelompok tersebut melihat adanya peningkatan dalam 'pembelian etis' - warga semakin tertarik untuk membeli produk lokal dan organik. Namun ada juga tren tandingan. "Beberapa orang ingin semakin etis, tapi dengan krisis ekonomi, mereka tertekan," ungkap Khanna kepada DW. "Harga menjadi faktor yang relevan."
Peter dan Nance di sebuah restoran di Portland, Oregon, tidak keberatan membayar mahal untuk seekor ayam - tapi mereka ingin tahu segalanya tentang ayam itu terlebih dahulu. Dalam sketsa komedi Amerika 'Portlandia,' pasangan fiksi tersebut mengolok-olok warga perkotaan Amerika.
Perbincangan dimulai secara normal - dapatkah sang pelayan memberitahu sedikit asal usul ayam yang dihidangkan? Tentu bisa. Unggas itu "dibesarkan dengan diet susu domba, kedelai dan buah hazelnut." Apakah hazelnut-nya buatan setempat? Sebebas apa ayam itu bergerak? Pasangan tadi kembali bertanya.
Pelayan memperlihatkan berkas restoran terkait ayam yang dipertanyakan: "Namanya Colin." Akhirnya pasangan tersebut ingin tahu apakah Colin hidup dengan bahagia dan memiliki banyak teman. Sang pelayan tidak dapat menjawab - sehingga pasangan itu pun mengunjungi peternakannya sendiri.
Meski adegan humor ini membesar-besarkan, ini menunjukkan bahwa pembelian etis - dan mengkonsumsi makanan - sudah menjadi bagian dari budaya populer. Tambah banyak orang yang peduli mengenai asal makanan mereka.