Covid-19 Meluas, 2 Pangkalan Marinir AS di Jepang Lockdown
13 Juli 2020Dua pangkalan marinir Amerika Serikat di Okinawa Jepang kini berada di bawah kebijakan penguncian alias lockdown menyusul diagnosa puluhan infeksi virus corona di kalangan anggota militer.
Pejabat setempat mengkritik upaya militer Amerika dalam memperlambat laju penyebaran wabah. Pembatasan tambahan juga dilaporkan diberlakukan di tujuh pangkalan marinir lain di wilayah itu setelah adanya lonjakan kasus.
Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshihide Suga, mengatakan pada hari Senin (13/07) bahwa sedikitnya 63 kasus Covid-19 di kalangan pasukan militer AS telah terdeteksi dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar infeksi ditemukan di Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma dan Camp Hansen. Pemerintah Prefektur Okinawa mengatakan bahwa mereka juga telah mengonfirmasi 32 kasus lainnya di Futenma, sehingga total menjadi 95 kasus.
Suga mengatakan, baik pemerintah Jepang maupun AS akan bekerja sama dan berbagi informasi tentang infeksi virus corona di pangkalan militer tersebut.
“Kami akan bekerja sama sebagaimana mestinya dalam masalah ini,” ujar Yoshihide Suga dalam jumpa pers rutin, Senin. “Jepang dan Amerika Serikat berbagi informasi tentang riwayat aktivitas individu militer yang terinfeksi.”
Menanggapi lonjakan infeksi Covid-19 di pangkalan tersebut, juru bicara marinir AS di Jepang, Mayor Ken Kunze, mengatakan pihaknya tengah meningkatkan langkah-langkah perlindungan di wilayah Okinawa untuk semua pangkalan Korps Marinir di wilayah itu. Langkah-langkah itu termasuk menutup fasilitas yang tidak penting di pangkalan, melarang kegiatan di luar kantor, dan mendorong dilakukannya kerja jarak jauh.
“Langkah-langkah tambahan dilakukan untuk Camp Hansen dan MCAS Futenma untuk membatasi jumlah orang yang keluar masuk di fasilitas itu,” ujar Kunze.
Masih belum jelas dari mana awal infeksi di pangkalan itu. Juru bicara marinir AS di Okinawa, Kunze mengatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan.
“Kami juga memeriksa laporan terkait adanya kegiatan berkumpul banyak orang dan mengarahkan orang-orang agar melakukan karantina ... Pimpinan di Okinawa bekerja tanpa henti untuk mengurangi penyebaran,” ujar Kunze.
Potensi konflik baru dengan penduduk lokal
Saat ini terdapat sekitar 20.000 personel marinir AS di Okinawa, serta ribuan tentara dari cabang dinas militer AS lainnya. Kehadiran mereka di pulau itu sudah lama ibarat duri dalam daging bagi masyarakat lokal. Banyak orang di wilayah itu mengatakan, mereka menanggung beban yang tidak proporsional akibat kawasannya menampung pasukan Amerika.
Meskipun kasus Covid-19 di Jepang telah mereda, wabah tersebut telah membuat sistem medis Jepang sangat kewalahan terutama pada bulan April dan Mei, ketika ruang perawatan intensif rumah sakit dipenuhi pasien.
Di Okinawa sendiri lonjakan infeksi Covid-19 di pangkalan marinir AS itu telah menciptakan ketegangan baru dengan para pejabat setempat. Termasuk Gubernur Okinawa Denny Tamaki, yang menyampaikan hal itu secara terbuka. Sabtu (11/07) lalu Tamaki mengatakan bahwa ia terkejut dengan jumlah kasus yang ada.
“Saya merasa ragu akan langkah-langkah AS dalam melawan infeksi,” ujar Tamaki kepada wartawan. Tamaki mengatakan dia telah meminta pasukan AS untuk sementara menghentikan perputaran kedatangan pasukan ke Jepang dan meningkatkan tindakan untuk mencegah penularan.
Media lokal melaporkan ada kekhawatiran penduduk lokal terhadap pasukan AS yang tiba di Okinawa beserta keluarga mereka yang dikarantina di hotel-hotel lokal di luar pangkalan. Pemerintah prefektur juga akan meminta anggota pasukan dan keluarga mereka untuk melakukan karantina kedatangan mereka di dalam pangkalan.
Lockdown akibat peningkatan kasus positif Covid-19 tidak hanya terjadi di pangkalan militer AS Okinawa. Di Manila, Filipina, pihak berwenang setempat juga mengatakan akan kembali memberlakukan lockdown. Penduduk di daerah Navotas di Manila harus kembali tinggal di rumah selama dua minggu, setelah enam minggu terbebas dari masa lockdown.
ae/as (AFP, Reuters)