Colt AR 15 Senapan Pembunuh Massal di AS
Senapan otomatis Colt AR 15 terus jadi kepala berita negatif, karena amat sering digunakan dalam aksi penembakan amok di AS. Beberapa fakta mengenai senapan maut yang sejatinya dirancang untuk berburu.
Senapan Versi Sipil Paling Populer di AS
Colt mulai memproduksi senapan semi otomatis AR 15 tahun 1960-an. Ini adalah versi sipil dari senapan standar militer M 16 yang sangat banyak digunakan di kawasan konflik seluruh dunia. Senapan AR 15 sejatinya dirancang untuk berburu. Data menunjukkan sedikitnya 9 juta senapan AR 15 terjual hingga 2014.
Mudah Diubah Jadi Senapan Serbu
Popularitas senapan Colt AR 15 dipicu oleh kemudahan mengubah senapan semi otomatis versi sipil untuk berburu itu, menjadi senapan serbu sekaliber versi militer M16. Laman Asisosiasi Senapan Nasional AS-NRA memuji, dengan sedikit perubahan, senapan Colt AR 15 mampu dipasangi magasin peluru kapasitas tinggi, yang bisa memuntahkan 100 tembakan per menit.
Senjata Paling Mematikan Penembakan Amok
Karena menyebar luas dan gampang direkayasa, senapan otomatis Colt AR 15 tercatat jadi senapan paling mematikan dalam kasus penembakan massal. Insiden terbaru adalah penembakan massal di Marjory Stoneman Douglas Highs School Parkland, Florida. Tersangka pelakunya Nikolas Cruz menembak membabi buta dengan senapan AR 15, menewaskan 17 orang dan melukai puluhan lainnya.
Sejarah Kelam AR 15
Senapan inilah yang digunakan pelaku penembakan amok di Sandy Hook Elementary School, Adam Lanza yang menewaskan 27 orang, 20 diantaranya anak kelas 1 SD. Pembunuhan 12 orang di bioskop Aurora, Colorado yang dilancarkan James Holmes, Syed Farook yang membunuh 14 orang di San Bernandino, California dan Steven Paddock yang membunuh 58 orang di Las Vegas, Nevada juga memakai AR 15 yang dimodifikasi.
Rekor Penembakan Massal 2018 di AS
Tahun 2018 baru berjalan 46 hari. Namun di Amerika Serikat sudah tercatat 18 insiden penembakan di sekolah. Walau begitu Kongres AS menolak untuk memperketat restriksi hak pemilikan senjata. Salah satu penyebabnya adalah lobby kuat asosiasi senjata nasional NRA yang tetap menolak undang-undang pembatasan pemilikan senjata. Agus Setiawan/rzn(dari berbagai sumber)