Cina Tidak Tarik Pelajaran dari Jepang
14 Maret 2011Rencana baru untuk lima tahun kedepan disetujui mayoritas anggota parlemen Cina tanpa debat terbuka, seperti halnya di waktu-waktu lalu. Menurut rencana itu, Cina akan memperluas penggunaan tenaga nuklir. Seorang juru bicara parlemen mengumumkan, hanya 59 dari 3.000 anggota menentang rencana itu, sementara 38 abstain. Yang direncanakan adalah, peningkatan penggunaan energi nuklir dibatasi tujuh persen per tahun. Di samping itu, akan diadakan restrukturisasi perekonomian.
Cina juga tidak mau lagi tergantung pada tenaga batu bara, dan sebagai gantinya, akan menambah penggunaan "energi yang bersih dan terbarukan". Itu mencakup tenaga nuklir, di samping tenaga air dan angin. Hingga 2015 pemerintah akan mendirikan 28 instalasi nuklir baru. Dengan cara itu, Cina ingin meningkatkan penggunaan listrik dari tenaga atom hingga 40 gigawatt dalam lima tahun mendatang. Sampai 2020, menurut media negara jumlahnya bahkan akan ditingkatkan hingga 80 gigawatt. Itu delapan kali lebih banyak daripada saat ini.
Memikirkan Ulang
Tetapi akibat serangkaian bencana yang baru saja terjadi di Jepang, kritikus menuntut penetapan arah baru. Li Yan, pakar energi pada Greenpeace Cina mengatakan, "Kriris nuklir yang terjadi di Jepang saat ini sangat buruk. Tetapi bagi Cina, ini juga menjadi kesempatan untuk memikirkan ulang tujuannya yang ambisius. Cina memiliki potensi, untuk memperbaiki efisiensi energinya serta untuk menutupi kebutuhan energi, dengan pengembangan energi angin dan matahari."
Li Yan adalah salah satu dari sebagian kecil orang yang meragukan tenaga atom dan menuntut perubahan kebijakan pemerintah. Gerakan anti nuklir sampai sekarang tidak ada di Cina. Tetapi pemerintah Cina telah menegaskan, bahwa mereka tidak akan mengubah rencana-rencana mereka. Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Zhang Lijun mengatakan, "Dalam rencana-rencananya menyangkut nuklir, Cina akan belajar dari Jepang. Tetapi tekad kami dan rencana kami untuk memperluas penggunaan energi atom tidak akan berubah."
Kadar Radioaktif
Pada saat bersamaan, wakil menteri lingkungan hidup itu juga menjelaskan, bahwa sejumlah detektor di daerah pantai telah dioperasikan untuk mengukur kadar radiasi radioaktif yang kemungkinan datang dari Jepang.
Dalam konferensi pers setelah sidang partai komunis, Perdana Menteri Wen Jiabao tidak menyinggung situasi di Jepang dan rencana untuk memperluas pembangkit listrik tenaga nuklir. Konferensi pers itu adalah yang terbesar yang diadakan perdana menteri dalam setahun, dan diatur pemerintah dengan sangat terperinci. Sebagian besar pertanyaan yang diajukan wartawan sudah dibicarakan terlebih dahulu dengan pemerintah. Baru di akhir konferensi pers, Wen Jiabao menyatakan simpati dan belasungkawa kepada Jepang.
Ruch Kirchner / Marjory Linardy
Editor: Hendra Pasuhuk