Cina dan Rusia Dorong Pertumbuhan Perekonomian Brasil
14 Maret 2024Marcio Pochmann baru beberapa bulan lalu ditunjuk menjadi Kepala Lembaga Statistik Brasil, IBGE. Sekarang, ekonom yang ditunjuk langsung oleh Presiden Luiz Inacio Lula da Silva itu dapat membantu bosnya dengan angka-angka yang menggembirakan.
Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,9 persen, Brasil tahun 2023 telah bangkit kembali. Dengan produk domestik bruto (PDB) mencapai 2,17 triliun dolar AS, negara itu kembali masuk kelompok sembilan perekonomian terbesar di dunia.
Pertumbuhan perekonomian Brasil terutama ditopang oleh industri pertanian dan peternakan yang sangat efisien. Tahun 2023, industri pertanian dan peternakan mencatat rekor peningkatan produksi kedelai dan jagung sebesar 15,1 persen.
Perdagangan dengan Cina jadi motor kebangkitan
Keberhasilan ekonomi Brasil juga merupakan hasil kebijakan Lula da Silva mendekat ke Cina dan Rusia dalam situasi konflik geopolitik global. "Perdagangan internasional Brasil tidak mungkin terjadi tanpa Cina,” kata Profesor Roberto Goulart dari Universitas Brasilia dalam wawancara dengan DW. "Cina adalah tujuan terpenting ekspor Brasil. Pada tahun 2023, barang senilai 104 miliar dolar dikirim ke Cina. Jumlah ini tiga kali lebih banyak dibandingkan ekspor ke Amerika Serikat."
Cina juga telah meningkatkan investasinya di Brasil selama dekade terakhir dan mendiversifikasi kehadirannya. Sektor otomotif, energi, dan pertanian adalah sektor-sektor yang paling mendapat perhatian Cina, kata Goulart. "Rusia, pada gilirannya, penting secara ekonomi bagi Brasil karena negara tersebut mengekspor pupuk,” tambah Goulart.
Setelah embargo Eropa akibat invasi Rusia ke Ukraina, Brasil menjadi importir bahan bakar fosil terbesar ketiga dari Rusia. Bahan bakar diesel Rusia menjadi barang impor yang penting. "Terakhir, kita tidak boleh lupa bahwa Brazil, Rusia, dan Cina adalah anggota BRICS dan mitra Bank Pembangunan Baru, yang bidang kegiatan utamanya adalah infrastruktur,” kata Goulart. BRICS beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, yang kini semakin membuka diri terhadap anggota baru.
Mengejar perjanjian perdagangan bebas
Kemunduran seperti yang dialami perusahaan minyak milik negara Petrobras, yang baru-baru ini kehilangan nilai pasar saham dalam jumlah besar, agak mengaburkan gambaran kemajuan ekonomi Brasil. Tapi faktanya, hampir setiap minggu ada komitmen investasi miliaran dolar yang dibuat oleh industri otomotif internasional, yang memandang Brasil sebagai pasar masa depan.
Ekonom Felipe Rodrigues dari Federal Fluminense University (UFF) melihat Brasil berada dalam posisi yang baik karena alasan lain. Negara ini secara politik terbuka ke segala sisi. "Perdagangan Brasil dengan Cina sangat kuat, tetapi Brasil masih menjadi mitra dagang Amerika Serikat,” katanya. Secara statistik, neraca perdagangan Brasil dengan Amerika Serikat mengalami defisit, tetapi dengan Cina ada surplus sebesar $51 miliar, menurut perhitungan Rodrigues.
Selain itu, Brasil juga mendorong perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa sebagai bagian dari aliansi Mercosur. Meskipun Brussels sampai saat ini masih menolak mewujudkan perjanjian perdagangan bebas, pemerintah Brasil tetap membuka setiap opsi sambil terus melanjutkan negosiasi dengan negara-negara Asia lainnya seperti Jepang.
(hp/as)