Cari Perlindungan, Presiden Afganistan Temui Joe Biden di AS
21 Juni 2021Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bertemu dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani akhir pekan ini. Pertemuan dua kepala negara itu akan berlangsung di tengah gelombang kekerasan jelang penarikan seluruh pasukan internasional di wilayah Afganistan.
Pasukan Afganistan dan Taliban telah bentrok berulang kali di seluruh negeri ketika tentara AS dan NATO bersiap untuk kembali ke negara masing-masing pada 11 September 2021. Penarikan pasukan secara bertahap telah dimulai sejak bulan lalu.
Pertemuan Biden dengan Ghani pada Jumat (25/06) mendatang akan menjadi pertemuan tatap muka pertama mereka sejak mantan senator itu menjabat sebagai presiden AS pada Januari lalu.
Sejak AS mengumumkan rencana penarikan pasukan, Taliban telah menguasai setidaknya 30 distrik di Afganistan.
Apa lagi yang Biden rencanakan?
AS menawarkan perlindungan bagi warga Afganistan yang telah bekerja untuk NATO selama dua dekade terakhir, di tengah kekhawatiran bahwa Taliban mungkin melakukan pembalasan terhadap mereka dan keluarga mereka.
Pada awal Juni, 20 anggota Kongres meminta Presiden Joe Biden melalui sebuah surat terbuka untuk "segera" mengevakuasi lebih dari 18.000 penerjemah dan keluarga mereka, yang telah mengajukan visa Amerika Serikat.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, berbicara kepada penyiar ABC News pada Minggu (20/06), mengatakan permintaan puluhan anggota Kongres itu adalah "prioritas terpenting" untuk Gedung Putih dan pengajuan aplikasi visa sedang dipercepat.
"Kami sedang memproses aplikasi ini. Kami bekerja dengan Kongres sekarang ... untuk benar-benar merampingkan beberapa persyaratan yang memperlambat proses ini," katanya.
Pada saat yang sama, Sullivan menganggap remeh isu mengenai Presiden Biden yang berubah pikiran tentang penarikan pasukan dari Afganistan. "Tidak ada rencana untuk mengubah rancangan dasar yang ditetapkan presiden, yaitu bahwa semua pasukan Amerika akan keluar, dan mereka akan keluar jauh sebelum batas waktu yang ditetapkan dalam pidatonya pada 16 April lalu," katanya.
Bagaimana reaksi Taliban?
Taliban menentang kunjungan Ghani, yang akan melakukan perjalanan dengan Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan Abdullah Abdullah ke AS dan menyebutnya sebagai tindakan "tidak berguna."
"Mereka akan berbicara dengan pejabat AS untuk mempertahankan kekuasaan dan kepentingan pribadi mereka," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
"Itu tidak akan menguntungkan Afganistan," tambahnya.
Belum ada tanggapan langsung dari pihak pemerintah Afganistan, tetapi pejabat senior mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka akan mencari jaminan keamanan dari Amerika Serikat.
Bagaimana dengan pembicaraan damai?
Negosiasi perdamaian antara pemerintah dan Taliban di Qatar tetap menemui jalan buntu. Taliban mengatakan pada Minggu (20/06) bahwa mereka berkomitmen untuk melakukan pembicaraan damai, tetapi bersikeras menginginkan "sistem Islam asli" di Afganistan.
Pada Mei lalu, analis intelijen AS mengatakan bahwa Taliban "akan mundur banyak" dari kemajuan yang telah dibuat di Afganistan terkait hak-hak perempuan jika kelompok itu merebut kembali kekuatan nasional.
ha/rap (AFP, dpa, Reuters)