Bundeswehr akan Tetap di Afghanistan Pasca 2014
19 April 2013Jerman setelah berakhirnya misi perang di Afghanistan akhir 2014, akan tetap menempatkan 600-800 tentara di Hindukush. Demikian disampaikan Menteri Pertahanan Thomas de Maiziere Kamis (18/04/13) di Berlin. Menurut keterangan Maiziere, Jerman bersedia mulai 2015 sebagai negara pimpinan untuk batas waktu dua tahun mengambil alih tanggung jawab bagi kawasan utara Afghanistan. Di sana Bundeswehr selama ini sudah memegang komando.
Selain itu akan dikonsentrasikan pendidikan dan pelatihan, konsultasi dan dukungan terhadap kawasan di sekitar ibukota Kabul. Untuk ini Jerman akan berpartisipasi dengan 200-300 tentara. Termasuk di antaranya apa yang disebut komponen pelindung, yakni perlindungan militer bagi tentara-tentara Jerman yang bertugas sebagai pelatih.
Kesediaan untuk tugas setelah 2015 antara lain terkait dengan undangan resmi pemerintah Afghanistan, demikian dikatakan Maiziere. "Kami ingin diterima." Selain itu terdapat kesepakatan status pasukan antara Afghanistan dan Jerman serta perlunya keamanan yang komprehensif.
Pendidikan Tentara Afghanistan
Setelah 13 tahun, NATO akan mengakhiri misi perangnya di Afghanistan akhir tahun 2014, namun tetap akan mendidik tentara-tentara Afghanistan. Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu tetap akan menempatkan total jumlah tentara 8000 sampai 12.000 di Hindukush.
Pemerintah Jerman sebelumnya sudah berulang kali menyampaikan kesediaan untuk ambil bagian dalam tugas berikutnya di Afghanistan. Namun selama ini belum ada rencana yang konkrit, juga karena AS masih belum memutuskan tentang keberadaannya di Afghanistan setelah 2014.
Setelah Amerika Serikat dan Inggris, Jerman adalah negara dengan pasukan ketiga terbesar dalam kontingen Pasukan Perdamaian Internasional untuk Afghanistan ISAF. Saat ini kontingen pasukan Jerman sudah dikurangi dari 5000 menjadi 4200 tentara.
Penarikan sampai 1200 kendaraan militer dan 4800 kontainer sudah disiapkan sejak berbulan-bulan. Di pelabuhan Trabzon, Turki, sudah dibangun bandara udara penghubung (airline hub) dimana 80 persen muatan akan ditransportasi lewat kota pelabuhan di Laut Hitam itu. Pesawat terbang pertama dari markas besar Jerman di Afghanistan Masar i-Sharif akan mendarat di sana pekan-pekan mendatang.