Borussia Dortmund dan Bayang-bayang Eksodus
24 April 2013Seakan de Javu. Peristiwa yang terjadi di Dortmund beberapa hari terakhir serupa dengan masa-masa kelam beberapa tahun lalu.
14 Maret 2005: Dua sosok jangkung terlihat berjalan tergopoh-gopoh di terminal E bandar udara Düsseldorf. Matahari yang datang lebih awal tahun itu seakan menolak meminjamkan senyum. Wajah keduanya diliputi mendung dan ketegangan. Mereka adalah Hans Joachim Watzke dan Dr. Reinhard Rauball dan keduanya sedang akan menghadiri pertemuan dengan 400 pemegang saham. Agenda sore itu adalah menyelamatkan Borussia Dortmund yang nyaris pailit.
Setelah pertemuan Rauball bersumpah "tidak akan mau mengulang pengalaman di hari itu untuk kedua kalinya." Pemegang saham akhirnya sepakat menyelamatkan BVB dengan syarat pengetatan anggaran gaji pemain. Watzke pun terpaksa menjual bintang-bintang terbaiknya, Tomas Rosicky dijual ke Arsenal, semusim kemudian giliran Jan Koller mendarat di AS Monaco, menyusul Christoph Metzelder dan Christian Wörns yang sudah lebih dulu hengkang.
Dortmund nyaris tersingkir dari Bundesliga akibat eksodus besar-besaran para pemain kuncinya.
Pembuktian di Eropa
Banyak yang berubah sejak 14 Maret 2005. Dari jurang kebangkrutan, Dortmund kini menjadi anak emas sepak bola Eropa. Die Schwarzgelben sontak mendapat simpati lantaran mampu menggabungkan prestasi sepak bola dan keuangan yang sehat dalam waktu singkat. Klub tradisional Inggris, Liverpool bahkan mencoba menempuh jalan yang sama dengan menggaet pelatih muda Brendan Rogers.
Selama dua musim Dortmund mampu membuktikan, sebuah klub dapat sukses tanpa suntikan dana konglomerat atau memiliki modal besar. Selama dua musim pula insan sepak bola percaya, uang bukan segalanya dalam sepak bola.
Tapi sepak bola juga tidak selamanya ideal.
Menjelang musim 2012/2013, Dortmund harus menjual Shinji Kagawa ke klub impiannya, Manchester United. Semusim sebelumnya gelandang bertahan, Nuri Sahin terpincut pinangan Real Madrid. Beberapa pekan lalu pemain bertahan Felipe Santana, pahlawan Dortmund pada laga melawan Malaga, menandatangani kontrak dengan musuh bebuyutan Schalke 04. Dan eksodus ini belum akan berakhir.
Eksodus Pemain
Sehari setelah kemenangan legendaris Dortmund atas Malaga di babak perempat final Liga Champions, Jürgen Klopp mendapat kabar yang baginya mustahil terjadi. Mario Götze, gelandang serang Jerman yang oleh legenda DFB, Olaf Thon, sebagai "talenta muda terbaik abad ini", sepakat bergabung dengan Bayern München untuk nilai transfer 37 juta Euro.
Kabar kepergian Götze datang pada saat yang kritis. Ketika Dortmund sedang akan menjamu Real Madrid di babak semi final Liga Champions. Klopp menanggapi kabar tersebut dengan tenang. Selama jumpa pers menjelang laga melawan Madrid di Signal Iduna Park, sang pelatih memancarkan semacam perasaan bahwa kepergian Götze musim depan sebagai kabar yang tidak terelakkan, sesuatu yang sudah bisa diduga sebelumnya.
Seperti juga nasib yang menimpa Stuttgart dan Werder Bremen, Bayern München tidak berbelas kasihan terhadap siapapun yang menantang kedigdayaannya di Bundesliga. Dan tidak satu klub pun yang mampu mempermalukan Bayern dalam satu dekade terakhir seperti yang dilakukan BVB sejak dua musim lalu.
Götze bukan nama terakhir yang akan meninggalkan Dortmund. Striker Polandia, Robert Levandovski, sejak paruh musim kemarin sudah menyatakan tidak akan memperpanjang kontraknya yang akan berakhir tahun 2014. Dortmund akan terpaksa menjual Lewandovksi akhir musim ini jika tidak ingin kehilangan dana transfer bernilai puluhan juta Euro.
Masa Depan Suram?
Seakan tidak cukup, Barcelona sempat mengisyaratkan ketertarikannya terhadap Mats Hummels. Pemain bertahan Jerman itu pun sebaliknya menyebut Blaugrana sebagai "satu dari sedikit klub" yang mampu membuatnya hengkang dari Dortmund. Beberapa pekan lalu isu serupa merebak di media-media Spanyol, kali ini melibatkan nama Ilkay Gündogan yang diplot untuk menggantikan Xavi Hernandez.
Masa depan kini terlihat lebih suram untuk Borussia Dortmund. Betapapun upaya Watzke, Zorc dan Klopp membangun klub yang kompetitif dan ditakuti di Eropa, Dortmund belum menjadi klub yang diimpikan pemain-pemain terbaik di dunia.
Sampai impian itu terwujud, Dortmund masih harus mencari pengganti yang sesuai untuk menutupi kepergian pemain-pemain terbaiknya. Striker Manchester CIty Edin Dzeko digadang-gadang akan menggantikan Lewandovski dan talenta belia Spanyol, Isco, termasuk ke dalam daftar nama-nama yang diisukan akan menggantikan Götze.