Bom Istanbul: Juga Serangan ISIS terhadap Jerman?
13 Januari 2016Dalam waktu singkat setelah serangan terjadi, pemerintah Turki sudah menyebut bahwa pelaku serangan bunuh diri adalah warga Suriah anggota Islamic State (ISIS). Pria yang teridentifikasi bernama Nabil Fadli lahir tahun 1988 dan datang ke Turki dari Suriah baru-baru ini. Demikian dinyatakan Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus.
Hari ini harian Arab Saudi Al Hayar melaporkan, Nabil Fadli lahir di Arab Saudi, tetapi meninggalkan keluarganya ketika berusia delapan tahun. Menurut harian itu, Fadli berkewarganegaraan Suriah. Menurut laporan harian The Sabah, Nabil Fadli masuk Turki sebagai pengungsi. Datanya tercatat di imigrasi, dan jadi penjelasan mengapa identitasnya bisa terungkap dalam waktu singkat. Pemerintah Turki memiliki daftar berisi ratusan nama orang yang dicurigai teroris. Nama pria asal Suriah itu tidak tercantum dalam daftar.
ISIS dianggap dalang serangan
Namun demikian, sejauh ini belum ada pernyataan dari ISIS bahwa merekalah yang bertanggungjawab atas serangan bom Istanbul. Pemerintah Turki menyatakan, serangan tersebut adalah balasan atas keikutsertaan Turki dalam koalisi internasional melawan terorisme. Turki juga menyatakan ISIS bertanggungjawab atas dua serangan bunuh diri terbesar tahun lalu.
Hari ini polisi Turki menangkap sembilan orang tersangka anggota ISIS. Tiga warga Rusia juga termasuk mereka yang ditangkap. Razia dilaksanakan di provinsi Izmir dan Antalya, di bagian selatan Turki. Sebelumnya juga sudah terjadi sejumlah penangkapan, namun tidak jelas apakah berkaitan dengan serangan di Istanbul.
Sebagian besar korban tewas dari Jerman
Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut serangan bunuh diri Selasa lalu di Turki sebagai "serangan pembunuhan." Kini sudah jelas bahwa dari 10 korban tewas, delapan di antaranya berasal dari Jerman. Ia menambahkan, "Teroris adalah musuh semua orang yang mencintai kebebasan, dan musuh kemanusiaan." Ia menekankan, rasa cinta kebebasan inilah yang mendorong tekad untuk bekerjasama dengan mitra internasional untuk memerangi terorisme. Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier sebelumnya membenarkan, bahwa di samping warga yang tewas, sembilan warga Jerman cedera dalam serangan.
Sejumlah pihak memperkirakan serangan ISIS sengaja ditujukan terhadap sektor pariwisata Turki, yang jadi salah satu sumber pemasukan negara terbesar.
Di sosial media orang mulai mempertanyakan keselamatan perjalanan wisata ke Istanbul.
Di lain pihak, sejumlah orang juga menyerukan untuk tidak takut pergi ke kota itu. ISIS laksanakan serangan keji di Istanbul. Jika orang menghindar dari Istanbul berarti melumpuhkan kota itu, dan itulah tujuan ISIS.
Serangan yang terjadi sekitar jam 10.15 pagi waktu setempat terjadi di kawasan lapangan Sultanahmet, di mana berdiri museum Hagia Sophia dan Mesjid Biru yang jadi atraksi utama wisatawan di Istanbul.
Pemerintah Jerman kini mengimbau warganya yang berada di Istanbul untuk menjauh dari lokasi-lokasi yang penuh orang. Perusahaan wisata raksasa Jerman TUI kini mengumumkan, konsumennya bisa mengalihkan pesanan perjalanan ke Turki tanpa harus membayar ekstra.
Wisatawan Jerman Jadi Sasaran?
Sebelumnya juga timbul dugaan bahwa ISIS sengaja menyasar kerumunan wisatawan dari Jerman, sebagai langkah balasan terhadap Jerman, yang ikut dalam aliansi internasional untuk memberantas ISIS. Berkaitan dengan aksi bersama itu, pemerintah Turki menyediakan lapangan terbang Incirlik di Turki selatan untuk digunakan sebagai pangkalan pesawat pengintai Tornado dari Jerman. Namun berkaitan dengan dugaan itu, sejauh ini tidak ditemukan bukti apapun.
Warga Jerman terkenal senang mengadakan wisata ke negara lain. Serangan teror yang terjadi beberapa tahun terakhir ini di berbagai negara tidak mengurangi kesenangan wisata warga Jerman. Tetapi serangan di Istanbul kembali menimbulkan kekhawatiran, dan ini bisa mengurangi minat berwisata ke kota itu.
ml/as (dpa, afp, twitter, zdf)