Biden dan Trump Berduel dalam Debat Pertama Capres AS
28 Juni 2024Jutaan mata menatap layar kaca ketika Presiden Joe Biden meladeni kandidat Partai Republik dan bekas Presiden Donald Trump dalam acara yang diselanggarakan oleh stasiun televisi CNN di Atlanta, Amerika Serikat, Kamis (27/6) malam.
Selama sembilan puluh menit, kedua politisi kawakan itu saling bersilat lidah dan mengumbar tuduhan terhadap satu sama lain. Biden membuka debat dengan menuduh Trump bertanggung jawab terhadap "sebuah perekonomian yang sedang terjun bebas," ketika dia mengambil alih pemerintahan pada 2020.
"Anda adalah seorang yang cengeng, dan Anda kalah dalam pemilu silam," kata Biden, merujuk pada klaim Trump tentang penyelenggaraan pemilu yang telah dimanipulasi.
Miliarder asal New York itu membalas dengan memberi ponten merah pada kinerja pemerintahan Biden. "Dia tidak melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia telah melakukan pekerjaan yang buruk. Dan inflasi membunuh negara kita. Hal ini benar-benar membunuh kita," kata Trump.
Trump juga mengklaim sebagai presiden "terbaik," serta membantah telah berhubungan intim dengan Stormy Daniels ketika isterinya sedang hamil. "Saya tidak melakukan hubungan seksual dengan seorang bintang film porno," kata dia.
Klaimnya sedemikian beragam, pembawa acara CNN, David King, mengomentari betapa "Donald Trump merusak mesin pengecekan fakta lebih dari yang dapat saya hitung malam ini,” kata dia.
Usia jadi perkara
Salah satu misi terbesar Biden dalam debat pertama adalah mengusir keraguan pemilih soal usianya yang kini menyentuh 81 tahun, dibandingkan Trump yang berusia 78 tahun. Kedua kandidat tercatat sebagai presiden tertua yang pernah terpilih dalam sejarah AS.
Repotnya selama debat, Biden berulang kali kedapatan terbata-bata atau bertutur seakan sedang meracau, lapor Reuters. "Saya tidak mengerti apa yang dia katakan di ujung kalimat. Saya tidak yakin dia tahu apa yang dia katakan tadi," kata Trump.
Penilaian serupa dilayangkan salah seorang pembawa acara CNN, Abby Philipp, yang berkomentar "jawaban Biden di sini, dalam banyak kasus, tidak utuh," ujarnya.
Kepada CNN, dua sumber di tim kampanye Partai Demokrat mengklaim sang presiden mendapat penyakit flu beberapa hari lalu. Biden juga sempat menegaskan betapa Trump cuma berusia "tiga tahun lebih muda."
Polemik Gaza dan Ukraina
Perihal kebijakan luar negeri, kedua kandidat lebih banyak mendebatkan kebijakan AS dalam perang di Jalur Gaza dan Ukraina.
Trump mengklaim bahwa dukungan Washington terhadap perang Ukraina melawan invasi Rusia telah merugikan perekonomian nasional.
"Perang ini seharusnya tidak pernah dimulai. Jika kita punya pemimpin sejati dalam perang ini. Biden memberi USD200 miliar atau lebih kepada Ukraina, jumlah uang yang sangat besar," kata Trump.
Dia juga mengkritik Biden "menghalangi" Israel di Jalur Gaza. "Anda seharusnya membiarkan mereka menyelesaikan pekerjaannya. Biden tidak mau karena dia sudah menjadi seperti seorang Palestina. Tapi mereka tidak suka kepadanya karena dia adalah seorang Palestina yang lemah," tukasnya lagi.
Biden sebaliknya menyerang sikap Trump soal Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, serta menegaskan dukungannya bagi Israel untuk "mengeliminasi" Hamas. Menurutnya, organisasi yang masuk dalam daftar teror AS dan Uni Eropa tersebut sebagai satu-satunya pihak yang menolak damai.
Persaingan ketat
Debat di CNN akan disusul oleh debat kedua dan terakhir sebelum pencoblosan. "Tidak ada kandidat yang boleh kalah dalam debat pertama ini,” kata koresponden DW di Washington, Ines Pohl.
Uniknya, debat akan diadakan tanpa penonton di studio, dan dengan mikrofon yang dapat dimatikan oleh produser untuk menghentikan para kandidat melampaui waktu bicara.
Perdebatan juga berlangsung lebih awal, sebelum masing-masing partai mengadakan kongres untuk meresmikan pencalonan masing-masing kandidat.
Menurut jajak pendapat baru AP-NORC, sekitar 6 dari 10 anggota Partai Republik mengaku sangat puas atau puas dengan Trump, dibandingkan dengan sekitar 4 dari 10 anggota Partai Demokrat yang mengaku puas dengan kinerja Biden.
Jajak pendapat terbaru Universitas Quinnipiac juga menunjukkan tren serupa, yakni Trump sebesar 49 persen dukungan elektoral secara nasional, dibandingkan dengan 45 persen yang diperoleh Biden.
rzn/as (ap,afp,rtr)