Beban Jika Mengangkat Barang Berat
7 Juli 2013Hernia atau juga dikenal dengan turun berok terutama diderita laki-laki. Akibat tekanan berat, dinding perut di bawah kulit robek dan menjadi lubang. Itu bisa terjadi karena mengangkat barang terlalu berat, karena tekanan saat melahirkan, atau juga jika batuk berat. Tetapi itu terjadi hanya jika jaringan ikat, yaitu jaringan di bawah kulit yang menghubungkan berbagai jaringan tubuh lainnya, lemah. Karena jaringan itu lebih mudah robek. Sembilan dari sepuluh pasien hernia laki-laki, karena pria punya kelemahan yang alami sejak lahir. Demikian dikatakan ahli bedah dari Berlin, Ralph Lorenz.
Dampak Hernia
Akibat kerobekan itu, sebagian usus bisa keluar. Pakar hernia dari Köln, Bernd Stechemesser menjelaskan, pertama-tama sebagian jaringan lemak antara dinding perut dan otot perut keluar lewat celah. "Jika celah besar, usus akan keluar." Ia menambahkan, "Apapun yang ada di ruang perut bisa melewati celah itu." Jika dibiarkan, lebih banyak organ akan terkumpul di kantung yang terbentuk di luar perut, daripada di dalam ruang perut sendiri.
Awalnya, organ-organ masih bisa didorong kembali ke ruang perut. Sebuah pembalut perut, yang menyerupai ikat pinggang katanya bisa menjadi penunjangnya. Stechemesser menganggap cara itu tidak ada gunanya. "Jika hernia sudah terjadi, itu tidak akan hilang begitu saja." Bahkan sebaliknya, akan lebih besar. Menurut Stechemesser, terbukanya celah di dinding perut hanya bisa ditutup lewat operasi.
Yang Menolong Hanya Operasi
Jika sebagian usus keluar lewat celah, kemudian terjepit sehingga tidak mendapat aliran darah cukup, bagian usus itu akan mati. Penyembuhan hanya bisa dilakukan lewat operasi darurat. "Sebagian usus terpaksa dibuang, kemudian celah ditutup", demikian Stechemesser. Untuk menutup digunakan sebuah jaring buatan, yang kualitasnya semakin lama semakin baik. Operasi hernia menjadi operasi bedah yang paling sering dilakukan di Jerman. Tiap tahunnya sampai antara 250.000 dan 300.000.
Tetapi di Jerman untuk setiap 10.000 orang terdapat 36 dokter. Sedangkan di negara-negara seperti Malawi dan Rwanda, rata-rata hanya 0,2. Kadang yang kurang pengetahuan untuk mengobati hernia. Untuk mengatasinya, tim dokter berangkat dari Jerman dan Eropa secara teratur, untuk melaksanakan operasi hernia di benua Afrika.
"Operation Hernia"
Aksi itu diadakan oleh "Operation Hernia", yang didirikan Andrew Kingsnorth dan Chris Oppong tahun 2005 di Inggris. Bernd Stechemesser dan Ralph Lorenz juga termasuk dokter yang dengan suka rela menukar ruang operasi lengkap di Jerman, dengan situasi operasi yang sulit di Afrika.
Sebuah tim biasanya terdiri dari tiga hingga empat ahli bedah, sebuah tim anestesi dan beberapa juru rawat. Rata-rata mereka berada di Afrika antara delapan hingga sepuluh hari. Untuk itu mereka juga mengorbankan hari-hari cuti. Untuk penempatan mereka di Rwanda, mereka membawa peralatan seberat 500 kg untuk operasi bedah. Menurut Lorenz, mereka membawa mulai dari bahan desinfeksi, materi untuk menutup luka, dan peralatan sampai monitor. Itu semua kemudian disumbangkan ke rumah sakit lokal. Bagi Lorenz, kesuksesan aksi itu bukan hanya berpatok pada 95 operasi untuk 78 pasien dalam lima hari. Mereka juga berkesempatan melatih dua ahli bedah lokal.