Bayern: Terhempas Kembali ke Bumi
11 Desember 2013Langka pujian bukan hal lazim buat FC Bayern München. Sejak gelar treble musim lalu skuad asuhan Pep Guardiola itu tidak pernah kekurangan sanjungan. Mulai dari "Penampilan Galaktik," yang ditulis Corriere della Sera usai laga melawan Dortmund, hingga "Kemajuan melawan UFO" ala Sport Express ihwal kekalahan CSKA di Moskow.
Kini ungkapan-ungkapan kosmis itu berakhir. Untuk pertamakalinya sejak era Pep Guardiola, FC Bayern takluk di kandang sendiri. Mahluk luar angkasa yang digdaya melibas setiap lawannya itu, terhempas kembali ke bumi. "Kami juga manusia," kata Thomas Müller usai pertandingan.
Adalah Manchester City besutan Manuel Pellegrini yang mengakhiri rekor 10 kemenangan beruntun Bayern di Liga Champions Eropa. City yang sempat tertinggal 0:2 di babak pertama mampu membalikkan skor menjadi 3:2 dan dengan begitu sukses mempermalukan tuan rumah, sesuatu yang belum terjadi sejak laga perempat final Liga Champions musim lalu.
Kekalahan Positif
"Bagaimana mungkin sebuah tim bisa kalah setelah unggul dua gol?" tanya seorang wartawan yang menghadang Mario Götze, "pertanyaan bagus," sanggahnya, "saya sendiri juga kebingungan." Hal senada juga diungkapkan Franck Ribery, "saya tidak tahu kenapa ini bisa terjadi." Seakan kepercayaan murni terhadap kekuatan sendiri runtuh seketika. Barangkali seperti kisah Delilah memotong rambut Samson, sang manusia perkasa.
"Mungkin kekalahan semacam ini perlu, terutama kalau kemenangan tidak terlalu penting," kata Guardiola, "Saya kira kekalahan ini bisa berdampak positif buat kami."
Kedigdayaan Lahm dkk. di dua puluh menit pertama berganti menjadi kombinasi antara kecerobohan dan arogansi taktik, serta dipadu dengan barisan pertahanan yang kaku dan minim konsentrasi. "Kami harus mengembalikan hasrat kemenangan, walaupun bisa dimengerti juga, bahwa setelah sebegitu banyak kemenangan kami lantas menganggap remeh lawan," kata Müller.
City Terpaut Satu Gol dari Puncak Klasemen
Kalimat itu menjelaskan banyak ihwal sebuah tim yang ketika dimabuk kemenangan, melupakan esensi permainannya sendiri, yakni menemukan jalan tengah antara dominasi penguasaan bola, serangan-serangan cepat dan pertahanan kolektif dari lini depan.
Beruntung segenap staf dan pemain Manchester City tidak menyadari bahwa mereka cuma terpaut satu gol untuk mengakhiri babak penyisihan grup dari peringkat pertama. Beberapa menit menjelang pertandingan berakhir, pelatih Manuel Pellegrini malah mengganti Edin Dzeko, seorang penyerang, dengan Jack Rodwell, gelandang yang punya naluri bertahan. "Sejujurnya kami mengira harus menang 5:2," kata James Milner usai pertandingan.
Maka Bayern lolos sebagai juara grup. Tapi status "unantastbarkeit" alias tak tersentuh yang melekat sejak lama itu kini sudah luntur. Mahluk luar angkasa itu terjermbab balik ke bumi, "tidak seorangpun perlu menunjukkan kami arah ke bumi. Itu omong kosong belaka. Kami tahu dari mana kami berasal," kata gelandang Toni Kroos.
rzn/ab (sid,dpa,afp)