Bayern München Lolos ke Final Piala Jerman
22 Maret 2012Setelah bermain 120 menit tanpa gol, kiper Bayern München Manuel Neuer yang bermain cukup bagus sepanjang pertandingan, berhasil menahan tendangan penalti Havard Nordtveit. Sebelumnya, pemain Mönchengladbach Dante gagal menyarangkan bola ke gawang Neuer. Bayern München menang melalui adu penalti dengan skor akhir 4-2 atas Borussia Mönchengladbach dan dengan demikian berhak melaju ke babak final Piala Jerman.
Dortmund, pimpinan klasemen sementara Bundesliga yang unggul lima poin atas Bayern, telah lolos ke babak final sebelumnya, dengan menang 1-0 di babak perpanjangan waktu atas klub liga dua Greuther Fürth.
Pertandingan berjalan ketat
"Kedua tim bermain luar biasa," ujar pelatih Bayern Jupp Heynckes. "Kami memang punya lebih banyak kesempatan, tetapi hingga pertandingan berakhir semua masih terbuka." Heynckes juga memuji penampilan kiper Neuer yang cemerlang.
Tuan rumah Gladbach tidak pernah terkalahkan di kandang dalam 18 kali pertandingan terakhir. Klub ini menang 13 kali dan seri lima kali. Gladbach juga telah dua kali mengalahkan Bayern München dalam musim Bundesliga kali ini.
Dalam pertandingan menegangkan, Bayern yang mencetak 20 gol dalam 3 pertandingan terakhir, punya lebih banyak kesempatan untuk unggul. Toni Kroos, Mario Gomez, dan Arjen Robben gagal menembus gawang yang dijaga Marc-Andre ter Stegen.
Nasib ditentukan peruntungan adu penalti
Skor masih 0-0 setelah babak perpanjangan waktu berakhir. Di adu penalti, pemain pertama yang gagal adalah pemain Gladbach Dante. Ia dikabarkan akan pindah ke klub lawan Bayern München musim depan. Tendangan Dante terlalu tinggi melenceng ke atas mistar gawang. Kiper Neuer kemudian berhasil menangkis tendangan lemah Nordveit dan memastikan posisi Bayern di babak final.
"Sulit untuk menerima kenyataan kalah karena adu penalti," ujar pelatih Gladbach Lucien Favre. Klubnya masih berada di posisi ketiga Bundesliga. "Tetapi, kami harus bangkit kembali. Sabtu nanti kami harus menghadapi pertandingan yang tidak kalah pentingnya. Kami tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi sekarang."
Vidi Legowo-Zipperer (rtr, dpa)
Editor: Dyan Kostermans