1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Barack Obama Yakini Kemenangan Capres Demokrat Kamala Harris

21 Agustus 2024

Dengan pulihnya kekompakan di tubuh partai dan elektabilitas yang menguat, Partai Demokrat AS yakin Kamala Harris akan mampu mengalahkan capres Partai Republik Donald Trump.

https://p.dw.com/p/4jiRY
Barack Obamasaat berpidato di Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago, Selasa (20/8).
Mantan Presiden AS Barack Obama dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat di Chicago, Selasa (20/8).Foto: Charles Rex Arbogast/AP Photo/picture alliance

Bekas Presiden Amerika Serikat Barack Obama menjadi pusat perhatian ketika menutup malam kedua Konvensi Nasional Partai Demokrat, DNC, di Chicago, Ilinois, Selasa (20/8).

Dalam pidatonya bersama sang isteri, Michelle, dia menegaskan betapa "obor telah diserahkan" kepada Kamala Harris dan bahwa AS telah siap untuk menyambut kepemimpinannya sebagai presiden perempuan pertama.

"Kamala Harris siap untuk jabatan tertinggi. Dia adalah orang yang telah menghabiskan hidupnya memperjuangkan mereka yang ingin suaranya didengar," katanya.

Obama menyebut Harris sebagai "seseorang yang melihat dan mendengar Anda dan akan bangun setiap hari dan memperjuangkan hak Anda."

"Yes, she can," kata dia tentang Harris, yang disambut hadirin dengan menggemakan yel-yel serupa, menabuh kenangan pada slogan kampanye Obama sendiri "Yes, we can".

Joe Biden endorses Kamala Harris in emotional speech at DNC

Kembalinya "harapan" di Partai Demokrat

Bekas ibu negara AS Michelle Obama sebelumnya sempat mengungkapkan, bahwa dirinya bisa meraba "sesuatu yang magis dan indah di udara."

"Ini adalah kekuatan dari harapan yang menular," katanya, sembari menyebut betapa harapan, yang menjadi inti slogan kampanye Barack Obama, "telah datang kembali."

Pidato kedua tokoh kian menghangatkan suasana yang sudah bergelora di Chicago, tempat Presiden Joe Biden menyampaikan pidato emosional pada Senin (19/8) malam, kurang dari sebulan setelah membatalkan pencalonan.

"Mereka berbagi dengan kami apa yang mereka rasakan, dan kami dapat merasakan apa yang mereka rasakan," kata Mae Beale, simpatisan Demokrat yang mengenakan topi dengan warna Maryland, negara bagian asalnya.

"Mereka begitu nyata... Saya dapat memahami semua yang mereka katakan."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Harris berpeluang kalahkan Trump?

Pencalonan Harris, yang berhasil menggairahkan basis suara Demokrat, menguatkan keyakinan kelompok kiri-tengah AS untuk bisa mengalahkan kandidat Partai Republik Donald Trump.

Elektabilitas Trump sempat melambung beberapa bulan silam, sebelum Presiden Joe Biden membatalkan pencalonannya dan mengalihkan dukungan kepada wakilnya sendiri.

Gairah yang tiba-tiba membekap Partai Demokrat sejak pencalonan Kamala Harris banyak dibandingkan dengan Konvensi Nasional Demokrat 2008 yang mencuatkan Barack Obama.

Setelah tampil di hari perdana DNC, Harris melakukan perjalanan ke Milwaukee pada hari Selasa (20/8) untuk menghadiri sebuah acara di arena basket tempat Trump menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik hanya sebulan yang lalu.

Democratic National Convention kicks off amid protests

Trump, yang berusaha mengalihkan perhatian media dari konvensi Demokrat, menggelar ragam acara sepanjang minggu, dan berusaha menyudutkan Harris dengan menuduhnya bersikap "anti-polisi."

Perpisahan Joe Biden

Pada sebuah acara di Howell, di negara bagian Michigan yang menjadi medan suara paling sengit, Trump berceloteh tentang apa yang disebutnya "gelombang kejahatan Kamala."

"Anda tidak bisa menyeberang jalan untuk mendapatkan sepotong roti, Anda akan ditembak," katanya soal ancaman kriminalitas, sembari menambah klaim palsu tentang peningkatan tingkat kejahatan dan kekerasan di AS.

Dia mengabaikan imbauan tokoh Republik dan konservatif AS yang sempat memohon secara terbuka agar Trump fokus pada kebijakan sendiri dan berhenti menyerang Harris.

Pada hari Senin (19/8), di atas panggung DNC Joe Biden berkesempatan menyampaikan perpisahan, setelah sebelumnya ramai didesak untuk membatalkan pencalonan karena kekhawatiran bahwa di usianya yang 81 tahun, dia terlalu tua dan lemah untuk mengalahkan Trump.

Keputusan Biden membatalkan pencalonan sebabnya diglorifikasi sebagai sebuah pengorbanan. "Merupakan kehormatan seumur hidup saya untuk menjabat sebagai presiden Anda. Saya mencintai pekerjaan ini, tetapi saya lebih mencintai negara saya," katanya, sambil menyeka air mata di tengah tepuk tangan meriah sebelum memeluk Harris di atas panggung.

Dalam pidatonya, Obama menyebut Biden sebagai "presiden luar biasa" yang telah "melindungi demokrasi di saat yang penuh bahaya."

rzn/hp (afp,ap)