1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Banjir Terjang Pakistan

1 Agustus 2010

Lebih dari 1000 korban jiwa dan belasan ribu penduduk yang terisolasi dari dunia luar: Bencana banjir di Pakistan merupakan yang terparah sejak 80 tahun terakhir. Korban kini mengkhawatirkan munculnya wabah penyakit

https://p.dw.com/p/OZZ1
An aerial view shows Nowshera city submerged in flood caused by heavy monsoon rains in Pakistan on Friday, July 30, 2010. The death toll in three days of flooding in Pakistan reached over 300 on Friday, rescue and government officials said, as rains bloated rivers, submerged villages, and triggered landslides. (AP Photo/Mohammad Sajjad)
Pengungsi di Nowshera berupaya mencari tempat yang lebih amanFoto: ap

Banjir hebat yang melanda wilayah utara Pakistan kini telah menelan sedikitnya 1100 korban jiwa. Lebih dari 30.000 anggota tim penyelamat dan serdadu ditugaskan mengevakuasi warga dari luapan air.

Korban yang selamat, mencoba menyelamatkan diri dengan berlindung di atap rumah. Sedangkan sebagian lain memilih berjalan melalui arus air untuk mencari dataran yang lebih tinggi.

Militer mengumumkan, hingga kini sedikitnya 19.000 orang telah dievakuasi dari wilayah bencana dengan helikopter dan kapal. Lebih dari 27.000 orang masih terjebak di kawasan bencana.

Sementara itu, pemerintah Pakistan melaporkan telah mebangun kamp penampungan di sekolah-sekolah dan menyediakan makanan serta obat-obatan.

Banjir terparah sejak 80 tahun

Di negara tetangga, Afghanistan, air yang tumpah dari langit selamat beberapa hari menggenangi lahan pertanian dan perkebunan milik penduduk. Menurut keterangan pemerintah provinsi, sekitar 400.000 orang telah meninggalkan kediamannya masing-masing.

Media-media Pakistan menyebut bencana banjir tahun ini merupakan yang terparah di wilayah tersebut sejak lebih dari 80 tahun.

Para korban yang masih mendiami wilayah banjir juga mengkhawatirkan munculnya wabah penyakit. Sebagian mengaku buang-buang air besar, lainnya mengeluhkan gatal-gatal di sekujur tubuh, demikian laporan tim dokter di kamp pengungsian. Menurut PBB, sekitar 1 juta orang terkena dampak bencana banjir.

Menteri Informasi di porvinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Mian Iftikhar Hussain menyerukan dunia internasional agar segera mengirimkan bantuan. Tanpa dukungan yang memadai, „situasi dapat berubah menjadi bencana kemanusiaan“, ujarnya.

Bantuan Uni Eropa

Korban terbanyak dilaporkan berada di distrik Shangla dan Swat. Mereka terkurung di desa masing-masing dan terisolasi dari dunia luar, menurut laporan organisasi bantuan kemanusiaan.

Uni Eropa sebelumnya telah menjanjikan dana bantuan cepat senilai 30 juta Euro atau sekitar Rp. 350 Milyar. Uang tersebut nantinya akan digunakan untuk membangun kamp penampungan, menyediakan pakaian dan selimut, membangun instalasi penyulingan air bersih dan wc umum.

„Situasi kemanusiaan dan keamanan di Pakistan saat ini sangat mengkhawatirkan, „ kata Komisaris Uni Eropa urusan bantuan kemanusiaan, Kristalina Georgieva.

Musim hujan di wilayah Asia Selatan berlangsung hingga September. Ahli meteorologi memperkirakan, cuaca masih akan memburuk dalam beberapa pekan mendatang.

Rizki Nugraha/dpa/rtr/afp
Editor: Christa Saloh-Foester